Sunday, April 29, 2007

~Tanggapan Hijrah (2)~



Assallammu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Segala puji bagi Alloh yang hanya kepadaNya kami memuji, memohon pertolongan, dan ampunan. Kami berlindung kepadaNya dari kekejian diri dan kejahatan amalan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Alloh maka tidak ada yang dapat menyesatkan, dan barang siapa yang tersesat dari jalanNya maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tiada Illah yang berhak diibadahi dengan hak kecuali Alloh yang tiada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya. Semoga sholawat beserta sallam tercurahkan atas Nabi kita, keluarga, sahabat serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.

Maka sesungguhnya sebenar-benarnya perkataan adalah Kitabulloh dan sebaik-baiknya petunjuk adalah Sunnah Rasululloh Shalallohu ‘Alaihi wa Sallam. Sejelek-jeleknya perkara ialah yang diada-adakan dan setiap bid’ah adalah sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.

Dear Alif…. Afwan Rytha tidak tahu apakah Alif itu nama ikhwan atau akhwat…. Tapi sepertinya akhwat ya… jadi Rytha address kamu sebagai ukhti ya…..

Alhamdulillah Rytha selalu senang bila ada orang bertanya, apalagi kalau niat bertanya itu benar benar ikhlas untuk mengetahui kebenaran… alhamdulillah ini sebagai suatu kesempatan bagi Rytha untuk lebih banyak belajar dan berbagi semua hal yang Rytha ketahui…insyaAllah.

Rytha akan meresponse comment dari ukhti alif tiap paragraph dan kalimat insyaAllah supaya tidak terlewat.

alif said...

BismillaahirRahmanirRahim
Assalamu'alaikum warahmatullaah wabarkatuh


My Reply

Wa’alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh

alif said...

Terimakasih kepada saudari Rytha yang telah panjang lebar menulis tentang "hijrah". Mudah-mudahan bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

My Reply

insyaAllah… amen…. Alhamdulillah terimakasih juga sudah meluangkan waktu untuk membacanya :)

alif said...

Ada yang mengganggu bagi saya selama ini ketika membaca beberapa buku maupun mendengarkan ceramah para ustadz dari salafy (mohon maaf saya tidak memiliki sebutan lain untuk menamakan kalangan ini, tapi ini yang sering disebut-sebut), saya orang awam yang ketika membaca atau mendengarkan ceramah para ustadz tersebut saya bertanya-tanya apakah memang Rosulullah SAW dan para sahabat (salafus sholeh) mengajarkan kepada kita untuk mencaci-maki dan mengorek-ngorek kesalahan orang yang tidak sejalan dengan kita? Saya membaca bahwa Islam adalah Rahmatan lil 'alamiin, apakah mencela, mencaci-maki dan mencari-cari kesalahan lalu mempubliksikan ke khalayak ramai melalui berbagai media adalah juga merupakan bagian dari rahmatan lil 'alamiin? Mohon maaf ini sekedar kegelisahan saya selama ini.

My Reply

Ukhti Alif yang insyaAllah senantiasa di rahmati oleh Allah… alhamdulillah anti sudah pernah membaca buku dan mendengarkan ceramah para ustadz yang bermanhaj kan salaf. Mudah mudahan ini bisa diteruskan insyaAllah.

Kalaulah benar mereka adalah para pengikut Qur’an dan sunnah dengan pemahaman ulama As-Salaf, maka anti tidak salah menamakan kalangan tersebut sebagai salafi. Alhamdulillah itu adalah pernisbahan yang baik.

Salafi adalah sebutan untuk orang yang menyatakan diri sebagai muslimin yang berupaya mengikuti Al Qur’an dan Al Hadist sesuai dengan pemahaman ulama As-Salaf. Bentuk jamak dari salafi adalah Salafiyyun atau Salafiyyin.

Sedangkan As Salaf adalah tiga generasi pertama dan generasi yang paling utama dari umat islam ini, yaitu pada sahabat yang hidup dan bertemu dengan Nabi sallahu alahi wassalam, para tabi’in (mereka yang hidup pada masa sahabat) dan para tabi’ut tabi’in (mereka yang hidup di masa tabi’in) yang mereka semua wafat sebagai seorang muslim… Alhamdulillah mereka adalah generasi terbaik yang telah dipuji oleh Allah dan rasul-Nya sallahu alahi wassalam.

MasyaAllah itu adalah sebutan yang sangat indah bila kita dikatakan sebagai salafi. Seorang muslim yang sejati mereka adalah salafi, berbangga dengan Qur’an dan sunnah dan mengukuti jejak dan pemahaman para Salaf…

Jadi…. Tidak inginkan anti juga di sebuat sebagai salafy ? :)

Berkaitan dengan penjelasan siapa itu salafi. Bagi anti yang senang membaca dan mendengarkan ceramah (alhamdulillah) pasti paham bagaimana akhlaq para salaf kita….Para pengikut mereka seharusnyalah mereka yang prilaku dan perkataannya penuh hikmah, senantiasa mengikuti sunnah…Mereka orang orang yang beragama berdasarkan Wahyu, atsar atsar yang bukan berdasarkan sandaran akal akal mereka….

Ukhti harus bisa membedakan mereka yang menisbahkan dirinya terhadap dakwah salaf akan tapi mencerminkan prilaku para As-salaf… maka mereka bukanlah salafy….

Rytha tidak begitu paham dengan maksud anti yang mengatakan para salafi mencaci maki dan mengkorek korek kesalahan orang lain. Mungkin anti bisa lebih spesifik lagi. Kalaulah yang anti maksud adalah kegigihan mereka dalam berusaha menasehati dalam kebenaran… meluruskan aqidah… memberantas kesyirikan dan memperingatkan dari kebid’ahan sebagai cacian dan mengkorek korek kesalahan…. Hal itu tidaklah demikian…

Agama kita adalah nasehat. Kemampuan seorang muslim untuk menasehati muslim yang lainnya dengan lisan dan prilakunya merupakan indikator keimanan orang tersebut. Kecemburuan hatinya bila ajaran deen yang murni ini terkotori dengan prilaku prilaku orang orang yang mengkaburkannya…. Dari masa kemasa ulama ahlus sunnah selalu akan berada di barisan terdepan untuk mengembalikan deen ini semurni murninya.

Anti paham bahwa tidak semua orang mampu untuk mengkritik dengan benar… tidak semua orang punya keberanian untuk menyatakan kebenaran… Jadi seharusnyalah kita berterimakasih bila ada saudara kita yang menasehati kita dan menunjukkan kesalahan kita, itu adalah kasih sayang yang sesungguhnya….

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : “Sebagian mereka berkata kepada Imam Ahmad bin Hanbal : ‘Sesungguhnya berat bagiku untuk mengatakan si fulan begini dan begitu.’ Maka beliau berkata : ‘Kalau Anda diam dan akupun diam, kapan orang yang tidak tahu akan tahu mana yang benar dan yang salah?’” (Naqdur Rijal halaman 39)

Alhamdulillah kita harus berterimakasih dengan adanya ulama ulama ahlus sunnah yang dengan kerja kerasnya memberikan penelitian mereka dan memperingatkan umat terhadap penyimpangan penyimpangan agar umat ini tidak terjerumus kedalam kebi’ahan, kesyirikan dan kemungkaran…Apa jadinya ummat ini bila tidak ada mereka para ulama ahlus sunnah yang mengembalikan kepada pemahaman Qur’an dan sunnah yang murni, tidak tinggal diam melihat kemungkaran atau penyimpangan. Tidak ada cara lain disamping memperingatkan muslim agar berhati hati. Terkadang harus dengan ketegasan dan harus di publikasikan, tergantung dari sejauh apa penyimpangan tersebut.

Rasulullah sallahu alahi wassalam dan para sahabatnya juga demikian.

Sungguh keikhlasan mereka dalam menasehat bukanlah ghibah, cacian atau tuduhan tampa dasar. Ketahuilah ukhti tidaklah semua ghibah diharamkan. Ada jenis ghibah tertentu yang diperbolehkan.

Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan : " Ketahuilah bahwasanya ghibah diperbolehkan bila untuk tujuan yang benar dan syar’i yang tidak mungkin dapat dicapai (tujuan itu) kecuali dengannya, yang demikian itu dengan alasan enam sebab salah satu diataranya memperingatkan kaum Muslimin dari suatu kejelekan dan menasehati mereka. Yang demikian meliputi beberapa bentuk di antaranya dengan menerangkan kejelekan rawi-rawi hadits dan para saksi yang memiliki kejelekan. Hal itu diperbolehkan berdasarkan ijma’ kaum Muslimin bahkan wajib karena adanya kebutuhan … .

Dan (bentuk lain) yaitu jika seseorang melihat seorang penuntut ilmu mondar-mandir mendatangi mubtadi’ atau seorang yang fasik, dia mengambil ilmu darinya dan dikhawatirkan si penuntut ilmu itu terpengaruh dengannya maka wajib bagi orang tadi untuk menasehatinya dengan menerangkan keadaan mubtadi’ tersebut. Dengan syarat dia bermaksud memberi nasehat … .

Demikian dinukil secara ringkas dari Kitab Riyadhush Shalihin bab ke-256, Bab Perkara Diperbolehkan Berghibah halaman 525-527 tahqiq Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah.

Imam An Nawawi menyatakan bahwa ghibah diperbolehkan jika dalam rangka memperingatkan kaum Muslimin dari suatu kejelekan dan untuk menasehati mereka.

Berapa banyak kitab-kitab para ulama yang membahas kejelekan rawi-rawi hadits dan kelemahaan mereka, seperti Kitab Adh Dhu’afa karya Imam Bukhari, Nasa’i, Al Uqaili, dan Ad Daraquthni. Kitab Al Kamil fid Dhu’afa karya Ibnu Abi Hatim, Kitab Al Mughni fidh Dhu’afa karya Imam adz-Dzahabi dan berbagai kitab lainnya yang berisi jarh (kritikan) terhadap rawi-rawi hadits. Apakah kita menuduh para ulama telah melakukan ghibah terhadap individu-individu tertentu atau kelompok-kelompok tertentu? Na’udzu Billah.

“Ketahuilah, bahwa menyebutkan kejelekan seseorang diharamkan jika tujuannya semata-mata mencela, membongkar aib, dan merendahkan dia. Adapun jika di situ ada maslahat bagi seluruh kaum Muslimin atau khususnya bagi sebagian mereka dan bertujuan mencapai maslahat itu maka tidak diharamkan tetapi mandub (disunnahkan).” Tegas Ibnu Rajab Al Hambali dalam Al Farqu bainan Nashihah wat Ta’yir halaman 25.

alif said...

Saudari Rytha yang dirahmati Allah, sebagai orang awam saya jadi bertanya-tanya apakah seburuk itukah "pengajian" yang pernah diikuti sebelumnya.

My Reply

Rytha akui, membutuhkan waktu yang sangat lama bagi Rytha sendiri untuk sampai pada suatu titik untuk memahami keburukan apakah yang ada dalam manhaj dakwah ikhwanul muslimin. Rytha tidak bisa melihat semua itu sebagai keburukan sama sekali karena Rytha sendiri belum paham bagaimanakah manhaj dakwah yang haq itu.

Seperti seekor ikan yang hanya mengetahui lingkungan kolamnya yang sempit dan penuh dengan lumpur, sang ikan tidak pernah tahu akan adanya sungai yang luas dan jernih. Menemukan manhaj salaf seperti sang ikan yang menemukan sungai yang luas dan jernih, berenang bebas sampai menemukan samudra yang tidak berbatas. Barulah sang ikan benar benar merasakan alangkah buruknya dahulu sewaktu dia berkeras untuk tetap berada di kubangan kolam yang sempit berlumpur, terlena dengan makanan yang di berikan oleh sang tuan, padahal hal itu hanyalah untuk lebih mengikat dirinya berada dalam kolam tersebut dan tidak pernah melirik sungai yang luas dan jernih. Sementara samudra yang luas dan jernih menjanjikan lebih banyak lagi..wallahualam…

Ukhti yang di rahmati Allah…..
Keburukan yang terbingkai dengan bungkus yang Indah jauh lebih berbahaya dibandingkan suatu keburukan yang nyata…

Keburukan yang pertama akan cendrung menipu dan tidak membuat mereka yang berada di dalamnya terasa ditipu.. wallahualam…Tetapi sesungguhnya bagi mereka yang hati hatinya mengetahui kebenaran yang hakiki…. Mereka sungguh telah menipu diri sendiri… Peringatan Allah sangat tajam terhadap orang orang seperti ini… wallahualam…

Seorang shahabat yang agung Hudzaifah bin Yaman Radhiyallahu ‘anhu berkata : “Adalah manusia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kebaikan, dan saya bertanya kepadanya tentang keburukan karena khawatir bila ia menimpaku sehingga aku terjerumus di dalamnya” [Muttafaq Alaihi] [Lihat takhrij dan syarahnya dalam buku Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi Al-Atsari, Ad-Da’wah Ilallah : 98]

Anti perlu mengetahui tentang keburukan juga, sehingga tidak terjerumus lebih dalam. Tidaklah kita tahu akan keburukan dan kebaikan melainkan kita rajin mencarinya dengan menuntut ilmu.

Alangkah dapat dibayangkan bagaimana jadinya umat bila tidak ada ulama ulama yang mempublikasikan hasil penelitian mereka secara terbuka apalagi suatu jamaah yang di ketahui penyimpangannya telah memiliki massa yang banyak…. Tentulah akan semakin banyak umat yang jauh dari ajaran islam yang murni.

alif said...

Bagaimana pengajian mereka, apakah mereka menyuruh mencuri, merampok, menyuruh melawan kepada orang tua ataukah mereka menyuruh untuk menyekutukan Allah dan berkhianat kepada Rosulullah SAW. Apakah sholat mereka berbeda dengan sholat umat Islam yang lain (salaf)? Apakah mereka menyuruh untuk membunuh orang-orang yang tidak berdosa? apakah mereka menyuruh untuk nge-bom hotel atau tempat-tempat keramaian? Apakah mereka juga mencaci-maki, mencela, atau menanggap paling benar dalam ber-Islam? Dan masih banyak yang ingin saya ketahui namun space-nya terbatas, mudah-mudahan saudari bisa menjelaskan supaya saya dan para pembaca tidak terjebak kepada kelompok yang menamakan diri Islam tapi memiliki perilaku yang tidak islami.

My Reply

Ukhti hujjah seperti ini kurang tepat…

Gerakan yang lebih sesat seperti ahmadiyah dan shi’ah rafidhah mereka juga tidak menyuruh mencuri, merampok, melawan orang tua dll… mereka tidak mengajarkan hal ini…. Mereka dengan yakin akan mengatakan bahwa mereka berpegang Teguh pada Qur’an dan sunnah…. Mereka juga sholat....

Tapi tolak ukurnya, shohihkah pemahaman mereka tentang Qur’an dan sunnah mereka? Apakah aqidah mereka benar? Apakah ibadah mereka berdasarkan cara dan pemahaman yang benar? Lihatlah Orang orang Ahmadiyah mereka menggunakan Al Qur'an dan Al Hadist tapi dengan cara penafsiran mereka sendiri sehingga mereka meyakini Mirza Ghulan Ahmed sebagai nabi…. Astaghfirullah.

Kalaulah kita bertanya kepada kaum sufi dan pengikut pengikut tareqat mereka akan marah bila dikatakan mereka melakukan praktek praktek menyekutukan Allah… Mereka akan marah bila kita mengkritik cara beribadah mereka yang di ada adakan dengan banyaknya zikir zikir bid’ah yang mereka ciptakan.

Semua orang tentulah akan merasa benar bila mereka menolak ukur kebenaran itu dari pemahaman mereka… Tapi apakah islam seperti itu? Tolak ukur suatu kebenaran yang hakiki adalah kebenaran sebagaimana Rasululllah salalahu alahi wassalam mengajarkannya kepada para sahabat beliau… Sehingga para sahabat adalah mereka yang pemahamannya paling shoheh dibandingkan dengan pemahaman pemahaman kita…

Bila kita membandingkan pemahaman pemahaman sesat tersebut dengan pemahaman para sahabat Nabi sallahu alahi wassalam maka akan sangat jelaslah dimana penyimpangan dan kesesatan mereka.

Tolak ukur kebenaran yang pokok dan fundamental adalah keshohihan aqidah seseorang… tanpa aqidah yang benar dan pemahaman yang shohih berdasarkan pemahaman para As Salaf… apalah arti amal sholeh bila tidak dilakukan dengan aqidah dan cara yang benar ?

Rytha ingin bertanya….
Bagaimana dengan pandangan ukhti terhadap sekelompok pergerakan yang berusaha merangkul semua golongan, bahkan golongan golongan yang penuh dengan ke musyrikan sekalipun ? Tidakkah mereka sama buruknya ? Tokok tokoh mereka sangat gigih mengkampanyekan penyatuan suni shi’ah, bagaimanakah hati kecil ukhti terhadap mereka yang mencaci maki ibu ibu anti untuk bersatu dengan mereka ? Itulah pergerakan yang dikenal sebagai pergerakan ikhwanul muslimin…

Jadi hal hal yang ukhti sebutkan tidak bisa menjadi tolak ukur, karena memang ada nilai nilai kebenaran universal dimana orang non muslim sekalipun bisa melakukan yang lebih baik dari itu…. Siapa sih yang tidak kenal dengan bunda Theresa, tidak tahu dengan para missionaries yang jiwa sosialnya sangat tinggi membangun fasilitas umum, meningkatkan taraf hidup, pendidikan dan ekonomi.. tapi dalam misinya tersebut tersisip niat jahat misi misi mereka untuk mengubah aqidah kita….

Sekarang tidak usah memikirkan mereka karena mereka sudah sangat jelas kafir… Lalu bagaimana dengan saudara saudara muslim kita yang mengajarkan islam dengan metoda metoda mereka sendiri yang tidak pernah di pergunakan atau di contohkan oleh Rasulullah dan generasi sahabat ?

Tidakkah lebih baik kita semua bersatu dengan aqidah yang benar.. menyeru golongan golongan tersebut untuk memurnikan aqidah mereka dan bersatu dalam satu naungan aqidah yang benar ?

alif said...

Satu hal lagi, kenapa saudari begitu kecewa dengan pengajian sebelumnya sampai-sampai merasa sia-sia, apakah karena mereka menjerumuskan saudari untuk melakukakan hal-hal yang bertentangan dengan agama?

InsyaAllah ukhti paham….
Terkadang ada masa di mana pada saat seseorang sudah beranjak tua.... dia dududk tercenung sendiri pada saat semua badan sudah tidak kuat, pikiran sudah tidak tajam…. Mata sudah kabur…. Yang ada penyesalan mengapa tidak menggunakan masa muda dengan lebih baik… Hal itu yang Rytha rasakan… [well Rytha belum setua itu sih :) ] Cuma… hanya sama menyesalnya.. seandainya dari dulu dulu sekali Rytha membukan hati Rytha terhadap da’wah salaf… dan aktif mencari dan belajar dengan pemahaman para As-Salaf… tentunya lebih banyak yang telah Rytha dapatkan sekarang… wallahualam…

Hanya rasa sesal… dulu Rytha memburu buru buku buku ulama yang ternyata bukanlah ulama yang sebenarnya dan Rytha malah meninggalkan tulisan tulisan mereka yang benar benar ulama. Rytha mengenal ulama ulama yang benar benar ulama ini melalui tulisan tulisan ulama ulama yang bukan ulama sehingga membuat Rytha jauh dari tertarik untuk memperlajarinya.

Kalaulah Rytha dari dahulu paham akan makna da’wah salafy.. Hidup mungkin akan lebih mudah… dengan pijakan yang kokoh ..hujjah yang kuat … subhnaallah…

Tentulah sia sia… bila bertahun tahun yang terlah dilewati terkukung dalam suatu pola fakir yang salah tanpa menyadari itu adalah suatu kesalahan.. dan sangat menyakini bahwa itu adalah suatu kebenaran… astaghfirullah….Karena ada pola fikir tersendiri yang mau tidak mau itu menjadi bagian dari diri kita… dan itu akan membutuhkan waktu yang lama untuk meluruskannya lagi… lahaula walla quwata illa billah…

Untuk lebih pahamnya ukhti bisa membaca tulisan hijrah Rytha selengkapannya dan diikuti oleh pendapat pendapat ulama ahlus sunnah tentang pergerakan ikhwanul muslimin ini….

alif said...

Dan siapa yang pertama kali membuka jalan (ngajak ngaji) kepada saudari untuk bisa mengenal Islam lebih dalam?

My Reply

Alhamdulillah….
Pembuka jalan itu adalah kita sendiri dengan bimbingan Allah…Dengan niat ikhlas untuk benar benar mencari ilmu dan mengetahui ilmu yang haq.

Rytha banyak membaca… menela’ah.. dan berusaha menjaga hubungan dengan ahlul ilmy. Sangat perlu berteman dengan orang orang yang berilmu. Memiliki sahabat sahabat yang sangat sabar membimbing yang tidak bosan menasehati, sampai akhirnya pada suatu titik kita merasakan dan menemukan kebenaran itu sendiri.,…

Alhamdulillah Rytha merasa beruntung bertahun tahun Rytha selalu dikelilingi oleh sahabat salafi. Ini suatu anugrah yang tak terkira, walau dahulu Rytha sering kesal dengan mereka juga… [ya karena pola pikir Rytha yang sangat ikhwanul muslimin]… tapi alhamdulillah sebagian dari mereka adalah orang orang yang sangat sabar. Seiring bejalannya waktu Allah memberikan lebih banyak ilmu dan hikmah kepada sahabat sahabat tersebut… alhamdulillah… dan hal tersebut berimbas kepada Rytha untuk lebih dekat, bila awalnya untuk berusaha memahami pola pikir mereka… selanjutnya alhamdulillah menemukan sesuatu jalan yang terang dan Indah… masyaAllah…

alif said...

terimakasih atas semua nasihatnya,
alif

Wassalamu'alaikum


My Reply

Jazakillahu khairan… insyaAllah please keep in touch… kalau ada hal hal lain yang mengganjal kita bisa share…. Mungkin Rytha akan bisa berusaha memahami karena I ever been in the same boat before…

Wallahualam bishsowab

Subhanakallahumma wabihamdika ashadu ala ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika
Wassallammu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Fiamanillah

Tuesday, April 17, 2007

~Sedang sibuk~

Assallammu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Alhamdulillah...

Akh Anang dan Alif dan juga ikhwah anonymous....yang sudah berkesempatan untuk berkunjung di Blog RYTHA....

Jazakumullahu khairan buat comment2nya di artikel mengenai hijrah....

Comment on hijrah-bagian-7-alhamdulillah-tamat

Comment on tanggapan-hijrah-1

Rytha sudah baca...Tapi belum berkesempatan untuk memberikan tanggapan...

InsyaAllah sedikit bersabar ya... karena sekarang Rytha sedang sibuk...
Any sisters or brothers yang mau membantu memberi comments di persilahkan...inysaAllah

Fiamanillah
Rytha