Friday, December 14, 2007

~Lets Refrain your Tongue~



Bismillahirrohmannirrohim

Kelemahan terbesar dari sebagain besar manusia adalah malas belajar dengan baik. Rytha sering membaca tulisan tulisan para tholabul ilmy ataupun artikel artikel dari para ulama . Biasanya kalau tulisan tersebut mengenai bantahan bantahan dan nasehat buat para mereka ahlul bid’ah dan ahlul ahwa.. pastilah ada komentar komentar menyertai tulisannya…

Menelusuri komentar komentar tersebut….. Subhanallah terkadang tidak habis fikir mengapa manusia begitu mudahnya mengotori tangan tangan mereka hanya sekedar untuk berkomentar tanpa pemikiran ilmiah dan bermanfaat. Ini seperti membuka aib bagi dirinya sendiri, mempermalukan dirinya sendiri dan mengumumkan pada dunia alangkah jahil, bodoh dan naïf nya dirinya

Terkadang diri ini perlu berdiri di depan cermin dan merenungi diri, Apakah patut seorang hamba yang masih sangat lemah tidak menguasai ilmu ushool of deen, paham bahasa arab saja cuma satu dua … tapi merasa cukup pintar memberikan komentar terhadap para ulama kibar.. terhadap para tholabul ilmy…tanpa rasa sungkan dan malu.

Melihat mereka yang berbicara tanpa ilmu di bandingkan mereka yang berbicara dengan ilmu seperti melihat jauhnya langit dan bumi, perbedaan yang sangat kontras.

Sewajarnya seorang mu’min itu tidak hanya sekedar berbicara, berpendapat tanpa dasar, apalagi bila berkenaan dengan masalah deen. Take time untuk membaca, belajar, merenungi, ukur kapasitas diri.. jangan permalukan diri….. Kalau tidak paham, lebih baik bertanya….lebih banyak lagi mengkaji kitab kitab para ulama salaf (para sahabat nabi sallahu alahi wassalam dan para murid murid mereka), menelaah bagaimana pemahaman mereka, bagaimana praktek mereka, sehingga kita tidak tergelincir dalam memberikan pandangan yang menyesatkan dan berlepasa diri dari apa yang mereka amalkan…

Allah subhana wata'ala berkata : .........Diantar hamba - hamba Allah ynag takut kepada-Nya hanyalah para ulama..... (Surah Fathir: 35:28)

Semakin manusia berilmu.. mereka akan semakin berhati hati dalam menggunakan lisannya… menjaga tangannya.. menjaga hatinya….mereka akan semakin takut pada Allah… mereka akan semakin tawadhu …….Semoga Allah memasukkan kita menjadi seorang di antaranya

Allah knows best
Rytha
Batam 14 December 2007

Artikel Nasehat please check bellow

Mutiara Nasehat Syaikh Ibnu Bazz Terhadap Tholibul 'Ilm

Wednesday, December 12, 2007

~Kembali ke Fitrah~



Bismillahirrohmannirrohim…

Betapa sebagian besar manusia hari demi hari semakin jauh dari fitrah nya. Semakin jauh dari kebersihan lisannya, kemurnian pemikirannya dan kemuliaan akhlaq dan tingkah lakunya….

Setitik noda hitam di hati, yang berkembang menjadi banyak titik titik hitam, menutup hati, membuat kelam dan kebekuan, hati menjadi begitu gelapnya sehingga sungguh susahnya memasukkan cahaya iman dan hidayah ke hatinya.

Itulah mengapa sangat mudah untuk mendidik anak kecil dari nilai nilai kebenaran…. Hati mereka masih polos dan bersih… mata mereka masih jernih…. Sangat mudah untuk memberikan pemahaman kepada mereka yang masih bersih dari subhat subhat pemikiran....

Teringat dengan perkataan seorang ustadz…. Beliau mengatakan …kalau antum ingin mengetahui fitrah manusia akan tawhid tanya dengan anak kecil yang masih polos dan belum di ajarkan pemikiran pemikiran tertentu oleh orang tuanya…

Maksudnya bukan berarti anak kecil kebih paham akan ilmu tawheed, ilmu ushool, hadith, etc ….hanya mereka masih sangat murni sekali….

Bila anak tersebut di tanyakan dimana Allah….. pasti secara naluri dia akan tahu bahwa Allah itu beyond of him, lepas dari dirinya…. di atas dari dirinya, lebih dari dirinya, sesuatu yang Maha Hebat dan Maha besar…. Dia akan secara yakin menunjuk bahwa Allah di atas…. Di langit….

Kalaulah kita mengatakan padanya…“Bukan…Allah dimana mana !”….Itu akan membingungkannya, bagaimana dia mencari Allah di kolong mejanya, Allah ada di krayon yang dipakainya buat menggambar… Allah ada di dalam kucing yang sering digodainya… Allah ada di dalam kelereng yang sering dibanting bantingnya… Finally deep down inside akan sangat wonder .…How come ? it doesn’t make sense….

Anehnya banyak orang dewasa….mereka yang mengatakan dirinya intellectual, yang pikirannya sudah terancuni dengan filsafat filsafat aneh… mereka tidak canggung mengatakan Allah ada di mana mana…. Allah bersemayam di makhluknya…. Dalam tiap diri manusia ada ruh Allah… astaghfirullah wa atubu ilaika….

Bagi mereka yang percaya bahwa tuhan menyatu dalam dirinya, jadi just in case mereka masuk neraka, berarti mereka akan membawa tuhan mereka merasakan panasnya panas api neraka… Atau mereka yang tidak percaya akhirat [tidak percaya adanya surga dan neraka] yang hanya percaya inkarnasi [seperti hindu]… berarti nantinya mereka membuat tuhan menderita dalam inkarnasinya [kalau dia harus beringkarnasi menjadi orang yang sengsara akibat karma buruk yang dilakukan pada kehidupan yang sebelumnya]… Berdasarkan logika saja… tidak mungkin tuhan menderita….

Tawhid adalah sesuatu yang sangat dasar sekali dalam kehidupan seorang mu’min…Kalau kita menanyakan secara random umat islam yang di jumpai di jalan… pastilah jawabannya akan bermacam macam…”Allah itu dekat”…. Sedekat apa?…. “Dia ada dimana mana”… “Dia lebih dekat dari urat leher”… Maksudnya apa ? Allah ada di urat leher kita ? “Bukan dia lebih dekat dari urat leher”… Jadi di mana… ? “Pokoknya sangat dekat… Allah ada dalam setiap makhluknya…. Astagfirullah….

Alkisah….. Imam Muslim dan lainnya telah meriwayatkan dari Muawiyyah bin al-Hakam as-Sulami Radhiyallahu ‘anhu ia berkata. “ Aku memiliki sekawanan kambing yang berada diantara gunung Uhud dan Jawwaniyah, disana ada seorang budak wanita. Suatu hari aku memeriksa kambing-kambing itu, tiba-tiba aku dapati bahwa seekor serigala telah membawa (memangsa) salah satu diantara kambing-kambing itu, sementara aku seorang manusia biasa, aku menyesalinya, lalu aku menampar wanita itu. Kemudian kudatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kuceritakan kejadian tersebut kepadanya, beliaupun membesarkan peristiwa itu atasku, maka kukatakan (kepadanya) : 'Wahai Rasulullah, tidakkah (lebih baik) aku memerdekakannya?' Beliau berkata : 'Panggillah ia!' Lalu aku memanggilnya, maka beliau berkata kepadanya : 'Dimana Allah?' Wanita itu menjawab : 'Diatas'. Beliau bertanya lagi : 'Siapakah aku?' Ia menjawab : 'Engkau adalah utusan Allah!' Beliau berkata : 'Bebaskanlah (merdekakanlah dia)! karena sesungguhnya dia adalah seorang wanita yang beriman'." [Ahmad V/447, Muslim No. 537]

Subhanallah….

Semoga Allah mengembalikan kita kepada fitrah fitrah kita….

Wallahualam bishshowab…

Rytha
Batam 12 December 2007


PS:
Ini video ceramah ini.. insyaAllah bermanfaat..
Di sini Ustadz Rasul Dahri menjelaskan tentang penyimpangan paham yang mengatakan bahwa Allah ada di mana -mana….

Di Mana Allah - Ustaz Rasul Dahri
Kajiannya ada 8 series.....

Kalau mau tahu lebih jauh… bisa baca beberapa fatwa-fatwa ulama di bawah ini

Dimana Allah..?

Hukum Ucapan Sesungguhnya Allah Berada Di Setiap Tempat (Di Mana-Mana)

Hukum Mengatakan Allah Ada Dimana-mana

Allaah is above His Throne and He is close to us by His Knowledge

Does the Ayah ‘And We are nearer to him than his jugular vein.’ imply that Allah is everywhere?


Makna Dekatnya Allah Pada Surat Qaaf : 16 Dan Al-Waqi'ah : 85

Monday, December 10, 2007

~Siapa Sih yang Benar ?~



Rytha masih ingat..... dulu waktu Rytha masih awam sekali.... Rytha suka kebingungan sendiri kalau ada ikhwah yang bertikai.... Rytha sering read discussion di forum forum.. di mailing list.... makin bingung karena setiap orang bisa beragumen sendiri dan menggunakan dalil dalil dengan twist that dalil untuk kepentingan diri sendiri...

Saat kebingungan itu.... Rytha sedikit sekali mengetahui siapa ulama Alhlus sunnah tempat bertanya dan merujuk...Ulama-ulama yang Rytha ketahui dan jadikan rujukan juga semangkin membingungkan.....

Saat Rytha mulai besentuhan dengan ikhwah salafi.. Rytha mulai mengenal nama Shaikh Bin Bazz.. Shaikh Nasiruddin Al-Banni.. Shaikh Utsaimin dan yang lainnya....

Rytha sangat terkesan dengan seorang tholabul ilmy dari Madinah.... terkesan dengan alangkah cintanya beliau dengan shaikh Bin Bazz... Beliau sering menangis kalau nama shaikh Bin Bazz disebut....Kalau Rytha membela ulama ulama tertentu.... beliau sering berkata... seandainya kamu tahu bagaimana ulama - ulama sebagai saya mengenal mereka kamu pasti akan merasakan kesedihan dan kekhawatiran yang saya rasakan ...

Beliau tidak pernah menjelekkan ulama sedikit pun.... Hanya beliau sering memberi nasehat sebaiknya belajarlah dari buku buku ulama terdahulu.

Rytha juga baca cerita seorang tholabul ilmy yang lain asal Canada... Sewaktu berita wafatnya shaik Bin Bazz sampai ke keluarganya...mereka sangat sedih... seperti kehilangan orang tua sendiri....

MasyaAllah....Sekarang Rytha paham.. alangkah sedih seorang penuntut ilmu ditinggal ulama dan guru mereka..... Mereka adalah pewaris para nabi..... dimana Nabi tidak mewariskan harta tapi mewariskan ilmu... dan para ulama adalah pewaris mereka... Lewat lisan mereka, pena pena mereka umat terbimbing dan sunnah Rasulullah salallahu alahi wassalam tetap dihidupkan....

Ada suatu kejadian yang lucu...

Salah seorang ukhti... suaminya juga lulusan Madinah university.... MasyaAllah sebenarnya Rytha lihat the trait of believer di diri beliau.... di mobilnya tidak ada musik..hanya nasyid tanpa instrument.... beliau care untuk langsung menuju masjid untuk berjamaah walaupun dalam perjalanan.... beliau lower his gaze dan lain lain.....

Suatu waktu Rytha ngobrol dengan istri beliau, Rytha bertanya.... "Bu ... Pak Ustadz lulusan Madinah university ya....? , Apakah beliau sempat bertemu dan menimba ilmu dari shaikh bin Bazz? "...

In surprised beliau bilang.... " Siapa itu shaikh Bin Bazz" ....

Ya Allah....... Rytha yang awalnya berharap mendengarkan cerita tambahan tentang siapa itu shaikh Bin Bazz jadi balik kaget...... Kebetulan ukhti ini sendiri adalah lulusan satu institusi agama di Jakarta ... dan beliau dikenal orang juga sebagai seorang ustadzah.....Apakah wajar bila beliau tidak pernah sama sekali pun membaca buku dari Shaikh Bin Bazz sewaktu masih kuliah dulu..... Padahal katanya buku beliau sering di bagikan secara gratis.... Apakah sang suami tidak pernah berbagi mengenai guru guru nya.... ?

Ini adalah suatu gambaran yang sangat tragis... kalau saja mereka yang belajar deen saja tidak tahu siapa ulama.. apalagi masyarakat awam......Mungkin ada juga dari kita yang tidak mengenal ulama .... seperti seorang ulama mengatakan... "Antum kenal tidak dengan Shaikh AlBanni? "... Kalau tidak kenal keterlaluan.. buku buku karya beliau kalau antum di suruh memikulnya antum sendiri tidak akan sanggup karena banyak nya..."

Terkadang malu sendiri sebagai penuntut ilmu tidak kenal dengan ulamanya.... Dan malu sebagai umat islam tapi tidak mengenal ulama ahlus sunnah.. karena kalau tidak kenal ulama jadi kepada siapa bisa mengambil ilmu ....

Rytha baru dengar suatu kajian dari Bilal Philip tentang kisah beliau bagaimana beliau mengenal islam... Awalnya beliau juga kebingungan...Beliau sempat mengikut jama'ah tabligh..... yang umumnya mengikuti mahzab hanafi [tapi mahazab imam Abu hanifa yang fanatik dan sama sekali berbeda dengan paham imam Abu Hanifa]....Beliau belajar cara sholat wanita yang berbeda dari pria, beliau di ajarkan bahwa jihad fisabilillah adalah khuruj dari masjid ke Masjid. Selanjutnya beliau bersinggungan dengan seorang imam masjid yang berpaham ikhwani dan mengikuti mahzab syafi'i...Tentu saja kemudian beliau menemukan perbedaan Mahzab syafi'i dengan pemahanan di Jama'ah tabligh.... Jadi semakin bingung.. .beliau berkesimpulan ... salah satu haruslah ada yang benar.....

Karena kesungguhan dan ke ikhlasan beliau, Allah menuntun beliau untuk sampai pada tekat mempelajari islam dari sumbernya langsung daripada terombang ambing dalam pemikiran pemikiran yang ada......Beliau belajar Arabic language dan pergi menuntut ilmu di Madinah...

Subhanallah....

Beliau sekarang menjadi seorang yang berilmu dan firm in his belief.... Beliau mampu menjawab pekara deen dengan ilmunya. Beliau seperti memiliki pijakan yang sangat jelas dan tidak ada keraguan sedikitpun.... Mudah mudahan Allah selalu menjaga beliau dan memberikan kefaqihan dalam beragama sehingga bisa berdakwah dengan lebih baik....

Melihat beliau jadi terpacu.. bahwa memang seharusnya kita seperti itu.. belajar islam dengan benar... Kalau yang tertarik menonton kisah beliau, bisa di tontong di sini:

Bilal Philips - How I Came To Islam [mp3 audio] Part 1 of 3
Bilal Philips - My Way To Islam [mp3 audio] Part 2 of 3
Bilal Philips - My Way to Islam Q&A Session [mp3 audio] - Part 3 of 3

Ketidak tahuan umat terhadap ulama... ini yang membuat mereka sesat dan menyerahkan urusan deen mereka kepada ulama ulama yang tidak jelas keilmuannya..... Banyak sekali penceramah penceramah yang berbicara tidak berdasarkan ilmu.... Dan banyak orang orang awam yang tidak bisa menahan lidahnya untuk tidak berbicara sesuatu yang dia tidak tahu dan tidak memiliki ilmu......

Semoga ini akan lebih memacu kita untuk kembali kepada ulama dan belajar ilmu agama dari sumber yang autentik dan sahih...

InsyaAllah....

Fiamanillah
Batam 10 December 2007

~Musuh akan Kebodohan Sendiri~



Assallammu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Mmmmm...... Terkadang.... bila membaca dan menganalisis perkataan ulama, tulisan para ulama, fatwa ulama dan mendengar/menonton lectures dari para tholabul ilmy yang subhanallah sangat jelas dan clear like crystal clear, Rytha sering bertanya tanya.....kalaulah mereka saja tidak mampu meyakinkan dan memberikan penjelasan yang memuaskan ....apalah arti hamba yang dho'if ini dibandingkan dengan mereka, tapi insyaAllah Bismillah..... Mudah mudahan dari tulisan yang sangat sederhana dan tidak ilmiah ini bisa di pahami oleh mereka yang iklas dan mau membuka hati... dan bisa memberi cahaya walau sedikit....

Anyway... Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang tersesat dari jalanNya maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.

Saat orang mendengar perkataan salafy.. kadang belum paham udah anti sendiri.... Yang sangat sering mereka menyamakan salafy itu sebagai movement dan pergerakan ...

Mmmm....I think semua sudah sering sekali dengar ini ya..... kalau sebenarnya salafy itu bukan pergerakan....

Contoh mudahnya...... [mudah mudahan bisa di mengerti dengan mudah]...

Semua yang mengaku islam pasti paham bahwa syariat yang diturunkan Allah itu adalah satu ..dari semenjak nabi Adam sampai Nabi Muhammad salallahu alahi wassalam...

Semua umat Islam yang memiliki pemahaman yang lurus pasti mengatakan syariat yang benar dan satu satunya yang benar adalah Islam... That why Allah mewahyukan "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." [Al Maidah 5:3]

Islam tidak mengenal konsep ..... "Ya... asal ikhlas.... agama apapun benar..... tidak penting memeluk agama apapun. Semua agama itu seperi menuju suatu kutup..... Allah di tengah tengahnya.. dan semua agama seperti lingkaran yang mengelilingi tuhan .. jadi lewat manapun akan menuju ke tuhan... " na'uzubillah...

Syariat islam satu... tuhan nya satu ... agamanya satu.. jadi the way ke tuhan juga satu....

Setuju tidak ?

Kalau islam satu.... it impossible kan Allah menciptakan banyak jalan dalam berislam?

Mungkin tidak Rasulullah salallahu alahi wassalam mengajarkan islam dengan cara yang bermacam macam....??

Trus.... sekarang kenapa banyak sekali cara orang berislam ??
Dari begitu banyaknya cara.... yang benar yang mana ??

Apakah berlaku pemahaman... "Wah kita kan semua islam.... yang penting ikhlas... dan kita sama sama berjuang dan berdakwah untuk islam.....knapa perlu ada label label..... jangan terlalu banyak berselisih.... perbedaan itu rahmat... seperti bunga bunga di kebun.. makin banyak bunga dengan warna warna yang berbeda makin indah kebunnya..... "

Astaghfirullah....

Ikhwah fillah ......Setuju tidak.... kalau di katakan bahwa islam yang paling murni adalah islam yang di ajarakan Rasulullah dan di praktekan oleh para sahabat ??

Setuju tidak kalau para sahabat adalah orang orang yang lebih pintar dan lebih faqih dari kita, mereka lebih paham akan syariat islam dari kita ??

Kalau sudah setuju.. akan lebih mudah untuk memahami.... bahwa... manhaj salafi itu adalah metodologi, jalan yang terang, cara untuk memahami Al Qur'an dan sunnah dengan bagaimana para sahabat memahami Al Qur'an dan Sunnah .....

I think this very simple statement...

I feel sooooooo much wonder kalau masih ada yang membenci salafy..... karena that the ultimate kebodohan dan ketidak pahaman akan apa yang mereka benci... Bagaimana mungkin bisa berislam yang benar kalau tidak merujuk dan kembali kepada pemahaman para sahabat dalam memahami islam...

Para sahabat itu adalah yang paling paham akan deen.. mereka tidak hanya belajar langsung dari Rasulullah sallahu alahi wassalam akan tetapi mereka tahu benar bagaimana Al Qur'an itu turun, berkenaan dengan apa suatu ayat di turunkan, dalam situasi apa , dan bagaimana mengamalkan ayat tersebut. Banyak ayat yang turun berkenanaan dengan mereka sendiri.... Subhanallah Bahkan Allah telah Ridho terhadap mereka dan menjamin mereka dengan surga... [Lihat Qur'an At Tauwbah ayat 100]...

Bagaimana seorang muslim membenci metodologi memahami islam dengan bagaimana para sahabat memahaminya ?

Metodologi ini membedakan dengan mereka yang mengaku islam dan mengaku mengikuti Qur'an dan sunnah... tapi menginterprestasikan islam dengan akal mereka sendiri.. menafsikan qur'an dengan akal mereka..... ini yang menyesatkan....

Mereka menciptakan metodologi dalam berdakwah, dalam beribadah yang tidak pernah dilakukan oleh para sahabat dan ulama ulama terdahulu....

Ketika Rasulullah duduk duduk dengan para sahabatnya beliau menggambarkan garis lurus.... yang menunjukkan jalan itulah satu satunya jalan menuju Allah.. yaitu jalan dalam jama'ah , jama'ah di mana Rasulullah dan para sahabatnya berada.... jalan mengikuti sunnah beliau dan sunnah rightly guide chalips aftem him..... dimana beliau meminta para sahabat menggigit kuat sunnah beliau itu dengan gigi graham mereka.....

Sesungguhnya Allah membenci perpecahan.... perpecahan bukan rahmat [hadist nya maudhu lagi.. alias palsu].. Allah ingin umat ini berpegang salam satu tali agama Allah.... Agama yang seperti Rasulullah sallahu alahi wassalam ajarkan .. dan agama yang seperti bagaimana para sahabat beliau pahami dan amalkan....

Allah knows best

Fiamanillah
Batam 10 December 2007

Tambahan.....

Rytha mau berbagi beberapa lecture yang amat sangat mudah di pahami insyaAllah.... bagi mereka yang cerdas dan ikhlas.... [ semua mereka yang ingin tahu beragama dengan benar dan ingin selalu menambah ilmu dari sumber yang benar....pastilah orang yang cerdas]

Manhaj Salaf Aqidah Salaf by Ustadz Rasul Dahri

Ini kajian di Youtube dan banyak kajian yang lain... tapi lebih baik mulai dari tema manhaj salaf aqidah salaf biar yang lainnya bisa lebih ngerti dan jelas....

Alhamdulillah kajian ini sangat mudah dan sangat jelas... InsyaAllah kalau antum ingin lebih beragama dengan benar dan ikhlas .. antum akan diberi pemahaman oleh Allah untuk kembali ke jalan para salaf....



Saturday, December 8, 2007

~Anonymous Komentar~

Assallammu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Dear ikhwah fillah.....

Rytha menerima beberapa komentar yang anonymous.....

Sebenarnya tidak mengapa sepahit apapun komentarnya ..... Hanya saja... Rytha kesulitan untuk menanggapin komentar yang anonymous.... Pertama harus di address sebagai siapa... dan bisa jadi sang pemberi komentar hanya numpang lewat saja sehingga tidak bisa mengetahui response dari komentar beliau....

Ada baiknya dalam berkomentar minimal menyebutkan namanya kunya kalau tidak mau menyebutkan nama sebenarnya... atau lebih baik meninggalkan alamat emailnya sehingga kalau berkesempatan bisa di fowardkan response nya InsyaAllah...

InsyaAllah ini akan memberikan kesempatan pada yang lainnya untuk meluruskan hal hal yang tidak benar... dan memberikan hak antum sendiri untuk di beri penerangan yang benar...

InsyaAllah ini akan lebih beradab dan lebih bertanggung jawab.... wallahualam...

Fiamanillah
Rytha

Sunday, November 25, 2007

~Di suatu hari Minggu~


Hari minggu adalah saat yang pas untuk beristirahat dan tidak harus terburu buru memulai aktifitas di pagi hari. Di saat sedang enak enaknya tidur tiduran tiba tiba terdengar musik yang keras sekali, membuat orang orang yang tertidur terbangun dari mimpi mimpi indahnya, membuat bayi bayi menangis mencari ibunya [waduh berlebihan ya…:)]…

Hanya saja musik itu membuat diriku yang saat itu sedang berusaha untuk tertidur melepas kelelahan setelah bekerja seminggu tersentak terbangun…. Seperti ada perang dunia rasanya.. di kira ada huru hara di luar…. Penasaran ingin mengintip keluar ada apa di sana…..

Rytha fikir mungkin ada tukang pedagang keliling yang lewat di depan rumah seperti biasanya sewaktu di Bandung selalu ada saja suara suara aneh lewat di depan rumah. Penasaran Si Emang ini jualan apa ya kok sampe pake muter musik kenceng kenceng…Atau mungkin pengamen yang biasanya suka menyetel musik nya lebih keras dari suara nyanyiannya…

Di intip-intip dari jendela tapi kok nggak ada apa apa…. Setelah memaksimalkan indra pendengaran dan menyelidiki fakta fakta……….. astaghfirullah ternyata that music come from Masjid !!!!…

Musiknya terdengar kencang sekali karena memang di putar dengan kerasnya mengalahi suara azan, kebetulan kontrakan rumah yang baru dekat sekali dengan masjid jadi suaranya memang terdengar seperti huru hara sangking kerasnya…

Kejadian ini bukan hanya sekali…. Kemarin sewaktu ada acara halal bihalal di masjid… di putar juga musik yang sama….sama - sama kerasnya.. dan parah nya ini di lakukan di malem hari :(

Rytha tidak tahu siapa yang memutarnya…. Mungkin mereka berfikir itu adalah bagian dari kebaikan .. bagian dari da’wah karena syair-syair lagunya bagus…syair islami…lha apa salahnya toh kalau di iringi musik kan biar lebih menyentuh dan menghanyutkan… Astaghfirullah…

Dalam berda’wah kita harus mencontoh Rasulullah sallahu alahi wassalam… Niat baik saja tidak cukup kalau caranya tidak benar…

Mungkin para pengurus masjid belum-paham bahwa banyak ulama dengan hujjah yang jelas dan benar telah mengharamkan alat-alat musik dalam islam…atau bahkan mereka belum pernah mendengar hadis yang mengharamkan alat musik dan pendapat pakar pakar hadist, pakar pakar ahli fiqih mengenai masalah musik….. Karena di negeri kita ini hampir semua da’inya menggunakan musik dan menyenanginya… Bahkan di pengajian pengajian yang cukup banyak jamaahnya mereka memutar musik sebagai jeda …. Innalillahi…

Rytha jadi teringat dengan Ramadhan setahun yang lalu. Saat itu me and my sister mencoba untuk sholat tarweh di masjid yang lain….

Seperti biasa yang merupakan kebiasaan di seputar ramadhan di Negeri kita, hampir selalu taraweh di buka dengan kultum [kuliah singkat 7 menitan]… dari para ustadz ustadz yang wallahuam dari mana mereka mengambil ilmu tentang deen. Karena hampir di pastikan bertebaran hadist hadist do'if dan cerita cerita yang tidak ada dasar ilmiyahnya...


Saat itu sang penceramah...…naik ke mimbar dan memulai ceramahnya. Beliau mengawali dengan mengajarkan bait bait syair dan meminta jamaah bersahut sahutan dengan beliau.. Kalau beliau mengatakan satu kalimat tertentu.. jama’ah menyahut dengan kalimat tertentu.. persis seperti dulu pas masih di taman kanak kanak dulu … astaghfirullah…

Hal itu belum berakhir karena selepas taraweh sang imam memimpin dzikir dzikir dengan nada nada tertentu…Dan sholawat sholawat yang tidak di ajarkan oleh Rasulullah sallahu alahi wassalam...

Astaghfirullah…

Kalau umar ibnu Khattab masih hidup … beliau tentu akan marah melihat kejadian seperti ini….

Dari As Saib bin Yazid, ia berkata, ketika aku sedang berdiri di masjid, tiba tiba seseorang melempariku dengan kerikil. Akupun menoleh kepadanya, ternyata dia adalah Umar bin Khattab. Ia berkata," Pergilah dan datangkan dua orang tersebut."
Akupun membawa kedua orang tersebut.
Umar bertanya, "Siapa atau darimana kalian?" Keduanya menjawab,
"Dari Tha'if."
Umar kemudian berkata
" Seandainya kalian adalah penduduk negeri ini, tentu akan membuat kalian pingsan, kalian meniggikan suara di Masjid Rasulullah.
[ Riwayat Al Bukhari]

MasyaAllah begitu hormatnya Umar terhadap masjid.. yang ini merupakan akhlaq seorang salaf yang mengerti akan adap di dalam masjid…

Rasulullah sallahu alahi wassalam bahkan tidak mengizinkan kita mengumumkan dan mencari barang yang hilang di masjid… untuk menghormati fungsi masjid…

Dalam hadis lain Dari Amr Ibnu Syuain dari ayahnya, dari kakeknya,

Bahwasanya Rasulullah melarang jual beli di masjid dan mencari sesuatu yang hilang atau membacakan syair [Riwayat Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nisa'i dan Ibnu Majah dengan isnadnya hasan. Lihat syarah Riyadhush shalihin.]

Dan dalam hadis yang lain Abu Hurairah meriwayatkan, bahwasanya Nabi bersabda. Barangsiapa mendengar seseorang mencari kehilangan dalam masjid, maka katakanlah, "Allah tidak mengembalikannya kepadamu, sebab masjid tidak dibangun untuk ini." [Riwayat Muslim]

Mudah mudahan bagi bapak bapak pengurus masjid akan lebih berhati hati untuk menjaga kemuliaan masjid…Berda’wah dengan memutar musik yang kencang kencang tidak membawa manfaat… Kalaulah non Moslem mendengar itu.. itu tidak akan membawa mereka simpatik dengan deen kita… wallahualam…Bagaimana mereka akan tertarik kalau awalnya saja musik tersebut sudah mengganggu tidur tidur mereka :).

InsyaAllah mari kita berda’wah dengan cara yang Rasulullah sallahu alahi wassalam telah contohnya.. jadi niat baik kita akan di terima oleh Allah….

Maaf kalau ada kata kata yang tidak berkenan….

Subhanakallahumma wabihamdika ashadu ala ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika

Rytha N
Batam 21 September 2007

For Reference baca tulisan di bawa ini ya

Adab Adab Masjid


Monday, July 2, 2007

~Tanggapan Hijrah (3)~



Assallammu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Segala puji bagi Alloh yang hanya kepadaNya kami memuji, memohon pertolongan, dan ampunan. Kami berlindung kepadaNya dari kekejian diri dan kejahatan amalan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Alloh maka tidak ada yang dapat menyesatkan, dan barang siapa yang tersesat dari jalanNya maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tiada Illah yang berhak diibadahi dengan hak kecuali Alloh yang tiada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya. Semoga sholawat beserta sallam tercurahkan atas Nabi kita, keluarga, sahabat serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.

Maka sesungguhnya sebenar-benarnya perkataan adalah Kitabulloh dan sebaik-baiknya petunjuk adalah Sunnah Rasululloh Shalallohu ‘Alaihi wa Sallam. Sejelek-jeleknya perkara ialah yang diada-adakan dan setiap bid’ah adalah sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.

Akhi anang….
Rytha sudah membaca comment antum… subhanallah kritik yang terdengar pedas..

Rytha akan berusaha untuk menanggapinya… mudah mudahan Allah meluruskan hati dan lisan Rytha agar tidak terbawa kedalam lingkaran emosi yang antum tunjukkan terhadap dakwah salaf


Rytha akan jawab comment antum perkalimat atau perparagraf…

anang said...

Assalamualaikum !

My Reply

Wa’alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh

anang said...

Saya lihat, kalau Salafy Membeberkan ulama non Salafi sangat semangat sekali, dan Tahzirnya juga sangat menghebohkan. Kayaknya ulama non- salaf kaga ada baiknya sama sekali.

My Reply

Begitukah yang antum kira? Apakah antum sudah paham apa yang di maksud dengan tahzir. Dan mengapa ulama sampai men tahzir terhadap golongan lain. Dan apa saja syarat seorang ulama bisa mentahzir golongan yang lain ?

Kalaulah antum paham apa itu makna dari "Ulama salafi" dan makna ulama non salafi, tentulah antum akan menarik perkataan antum. Bukankah semua ulama diharuskan menjadi salafi ? Yang berarti mereka harus mengikuti Qur’an dan sunnah berdasarkan pemahaman para As-salaf ? Justru ulama non salafi yang tidak mengikuti manhaj [jalan, metoda] para salaf mereka memang harusnya di tahzir. Karena apa jadinya agama ini bila di pahami dengan pemahaman orang perorangan….

Deen ini bukan berdasarkan pemikiran akan tetapi berdasarkan atsar yang jelas dan shoheh…. Sesuatu yang bukan menjadi bagian agama di masa para sahabat, di masa para As Salaf , tentu juga bukanlah menjadi bagain agama di saat sekarang…


Jadi… mungkin antum harus lebih memahami atau memperjelas apa yang antum maksud dengan ulama salaf dan non salaf…. Atau dalam hal ini antum bermaksud mengatakan antum lebih berbangga dan mengikuti ulama ulama yang tidak mengikuti manhaj para As Salaf.. para sahabat radiyallahuanhum , para tabi’i dan tabi’ut tabi’in?

Merupakan tugas seorang ulama ahlus sunnah untuk men tahzir [memperingatkan umat] dari ulama ulama non salaf [yang tidak berperdoman pada manhaj dan metoda para ulama As Salaf], karena mereka mereka yang berlepas dari pemahaman salaf berarti mereka membuat pemahaman pemahaman sendiri yang mereka akui bahwa pemahaman dan metoda mereka lebih baik dari pemahaman dan metoda para salafus sholeh…. Na’uzubillah…..

Penjelasan mengenai kelompok-kelompok yang menyimpang dan sesat pada hakikatnya adalah dakwah kepada tauhid, sebab maksud dari dakwah tauhid sendiri adalah menyeru kepada tauhid dan meninggalkan syirik, dan sesuatu tidak akan diketahui kecuali dengan mengetahui lawannya.

anang said...

Saya juga sering mendengar di radio hang fm, kalau sudah menyebut "kelompok" umat Islam (Islam lho, mereka bersyahadat), sering mendengar sebutan-sebutan yng komplit : Khawarij, Bid’ah, Sururi, Ikhwani, hizbiyun dll bahkan pernah ada ungkapan dalam sebuah majelis di batu aji, seorang ustadz "salafy" mengatakan pelacur, pencuri masih lebih baik dari kaum hizbiyyun ( na'udzubillah, saya merinding mendengarnya). Awalnya saya tertarik dan bersimpati dengan salafy tetapi setelah mendengar itu saya jadi bertanya apakah ini manhaj salaf??????

My Reply

Akhi Anang yang di rahamati Allah…..
Alhamdulillah Rytha juga terkadang mendengarkan radio Hang 106 FM…. Dan sering mendengarkan kajian para ustadz salaf lainnya dari berbagai sumber…..

Rytha lihat disini Akh Anang salah paham dalam mengartikan perkataan para asatidz tersebut… InsyaAllah Rytha akan membantu meluruskan apa yang akhi Anang pahami.

Rytha akan memulai dengan perkataan seorang ulama hadis terkemuka Sufyan At-Tsauri . Beliau berkata, “Bid’ah itu lebih disukai Iblis daripada maksiat, karena maksiat bisa ditaubati dan bid’ah tidak (diharapkan) tobat darinya.”

Mengapa bisa demikian ?

Seorang pelacur, seorang pencuri, seorang pembunuh …sebejat apapun, senista apapun mereka,.... mereka paham benar bahwa mereka sedang melakukan maksiat terhadap Allah dan menzalimi orang lain. Mereka sama sekali tidak pernah merasa bahwa mereka sedang melakukan amalan sholeh…. Jadi dengan perkataan lain.. mereka paham betul bahwa mereka bermaksiat dan melakukan dosa besar….. Karena kesadaran mereka tersebut sangat mungkin suatu hari mereka untuk bertobat dari dosa dosa mereka itu dan kembali ke jalan yang lurus… insyaAllah…

Sekarang kita lihat pelaku bid’ah…. Mereka adalah orang orang yang mengadakan hal hal baru dalam agama. Menciptakan cara cara baru dalam ibadah yang tidak pernah ada di zaman rasulullah sallahu alahi wassalam dan tidak pernah di praktekkan dan oleh para sahabatnya….. Mereka bangga dengan metoda metoda baru mereka ini dan beranggapan mereka sedang memuliakan dan mengagungkan syari’ah Allah.

Mereka merasa cara baru mereka itu bisa mendekatkan diri kepada Allah…. Mereka merasakan prilaku mereka sebagai keutamaan…. Kalaulah ada orang yang memperingatinya tentunya mereka akan sangat marah…

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Artinya : Maka apakah orang yang dijadikan (syaithan) menganggap baik pekerjaan yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik…” [Faathir : 8]

Sangatlah susah bagi mereka untuk bertaubat…. Na’uzubillah….

Siapapun yang berbuat bid'ah dalam agama, walaupun dengan tujuan baik, maka bid'ahnya itu, selain merupakan kesesatan, adalah suatu tindakan menghujat agama dan mendustakan firman Allah Ta'ala yang mengatakan : " Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu ...” Karena cara baru yang diciptakannya tersebut, dia seakan-akan mengatakan bahwa Islam belum sempurna, sebab amalan yang diperbuatnya dengan anggapan dapat mendekatkan diri kepada Allah belum terdapat di dalamnya.

Yang lebih berbahaya lagi mereka tidak melakukan kebid’ahan buat mereka sendiri tapi bahkan mengundang orang lain untuk ikut bersamanya… menda’wahkan kebid’ahan mereka….Semakin berkembangnya bid’ah maka akan semakin terkaburnya hal yang benar benar sunnah. Termasuk dari golongan golongan tersbut adalah yang akh anang sebutkan, yaitu Khawarij, Bid’ah, Sururi, Ikhwani, hizbiyun dan lain lain.

Mudah mudahan akh Anang meluangkan waktu untuk lebih mengkaji apakah kebid’ahan dalam pergerakan mereka….

Sekarang Rytha harap Akhi Anang paham apa yang ustadz ustadz tersebut maksudkan……lahaula walla quwata illa billah…

anang said...

Apakah tidak ada metode dakwah yang lebih baik selain mencela umat Islam yang lain?????
Jika manhaj salaf yang didakwahkan itu benar saya kira tidak perlu mencela, mencaci, menjelek-jelekan muslim yang lain yang mereka justru banyak bekerja untuk umat ini, dakwahlah seperti Rosulullah SAW dan para sahabat berdakwah.

My Reply

Akh Anang….
Bekerja sesungguhnya untuk umat ini adalah bila pekerjaan dakwah tersebut benar benar dilakukan dengan medota dakwah yang benar. Mengikuti metoda dakwah para Nabi dan Rasul yang menyeru kepada dakwah tauhid yang utama, mengajak manusia untuk hanya beribadah kepada Allah subhana wata’ala semata dengan cara yang di contohkan oleh Rasulullah sallahu alahi wassalam. Adapun bekerja untuk umat ini dengan tanpa mengindahkan metoda dakwah yang lurus, tentulah bukan bekerja yang sebenarnya, bahkan akan mengancurkan umat dan menyesatkan umat.

Alhamdulillah Allah subhana wata’ala telah mengatakan : “Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik."[An-Nahl: 125]. Itulah contoh yang dilakukan oleh Rasulullah sallahu alahi wassalam dan para As-Salaf, dan insyaAllah begitulah metoda dakwah para salafiyyun [para pengikut jejak salaf]. Tergantung dari siapa objek dakwah, terkadang harus di debat, terkadang harus dengan kekerasan, hikmah di sini harus sesuai dengan hikmah yang dicontohi oleh rasul dan para sahabatnya.

Shaikh Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi Umair Al-Madkholiy berkata : “Hukum asal di dalam berdakwah adalah al-Liin (lemah lembut), ar-Rifq (ramah) dan al-Hikmah. Inilah hukum asal di dalam berdakwah. Jika anda mendapatkan orang yang menentang, tidak mau menerima kebenaran dan anda tegakkan atasnya hujjah namun dia menolaknya, maka saat itulah anda gunakan ar-Radd (bantahan).

Jika anda adalah seorang penguasa -dan pelaku bi’dah ini adalah seorang da’i- maka luruskanlah ia dengan pedang, dan terkadang ia dihukum mati jika ia tetap bersikukuh dengan menyebarkan kesesatannya. Banyak para ulama dari berbagai macam madzhab memandang bahwa kerusakan yang ditimbulkan oleh Ahlul Bid’ah lebih berbahaya dari para perampok. Oleh karena itu ia harus dinasehati kemudian ditegakkan atasnya hujjah. Jika ia enggan maka diserahkan urusannya kepada hakim syar’i untuk dihukum, bisa jadi hukumannya ia dipenjara, atau diasingkan atau bahkan dibunuh.

Para ulama telah memutuskan hukuman terhadap Jahm bin Shofwan, Bisyr al-Marisi dan selainnya dengan hukuman mati, termasuk juga Ja’d bin Dirham. Ini adalah hukum para ulama bagi orang yang menentang dan tetap keras kepala menyebarkan kebid’ahannya, namun jika Allah memberikannya hidayah dan ia mau rujuk/taubat, maka inilah yang diharapkan.

[Transkrip ceramah Syaikh Rabi’ bin Hadi bin Umair al-Madkhali yang berjudul : Al-Hatstsu ‘alal Mawaddah wal I’tilaaf wat Tahdziiru minal Furqoti wal Ikhtilaafi]

Akh Anang pernah dengar bahwa Ali bin abi tholib bahkan membakar orang khawarij sesat? Bahwa Rasulullsah sallahu alahi wassalam memerintahkan membakar rumah rumah orang orang yang tidak sholat berjamaah? Bahwa di saat sekaratnya Umar ibn khatab menegur seorang pemuda yang mengunjunginya dengan pakaian yang isbal [melewati mata kaki] atau pernah dengar bagaimana seorang ibnu umar menegur seseorang yang besyalawat dikala bersin ? dan banyak contoh contoh lainnya.

Mereka As-Salaf adalah yang paling paham berdakwah dengan hikmah. InsyaAllah mereka mereka yang meniti jalan nya akan mengikuti contoh dan teladan para pendahulunya. Dalam hal yang prinsip dan mendasar seorang ulama harus tegas [tegas tidak indentik dengan kekerasan], mereka harus membeberkan semua fakta dan menjawabnya dengan hujjah [argumentasi] yang jelas dari Al Kitab dan sunnah menurut pemahaman para As-Salaf. Kalaulah orang orang yang akh Anang tidak memiliki cirri seperti ini … itu hanyalah mereka yang menisbahkan dirinya terhadap para salaf…tapi mereka tidak ber akhlak salaf.. wallahualam.

anang said...

Saya pernah membaca sebuah kisah Umar bin Khattab berbeda pendapat dengan Ibnu Mas'ud tetapi mereka tidak memperlihatkan nya ditengah-tengah umat bahkan suatu ketika mereka bertemu Umar bin Khattab menyebut Ibnu Mas'ud dengan Si Gudang Ilmu.

My Reply

Alhamdulillah Akh Anang familiar dengan syirah Umar bin Khatab radiyallahu anhu dan Ibnu Mas’ud. Tentulah sudah sangat paham bagaimana kedua sahabat tersebut amat sangat menjaga sunnah Nabi dan sangat keras sikap mereka terhadap kebid’ahan. Lalau apakah Akh Anang akan berani mengatakan bahwa dakwah mereka adalah dakwah yang tidak hikmah dan mencaci maki?

Lalu perbedaan yang bagaimanakan yang mungkin terjadi diantara para sahabat ?

Shaikh Utsaimin pernah ditanya apakah perbedaan boleh dalam setiap masalah ? Jawaban beliau

“Perbedaan ini hanya pada sebagian masalah. Sebagian masalah disepakati, tidak ada perbedaan, alhamdulillah, tapi sebagian lainnya ada perbedaan pendapat karena hasil ijtihad, atau sebagian orang lebih tahu dari yang lainnya dalam menganalisa nash-nash Al-Kitab dan As-Sunnah. Di sinilah terjadinya perbedaan pendapat. Adapun dalam masalah-masalah pokok, sedikit sekali terjadi perbedaan pendapat.

Shaikh Utsaimin mengatakan :

Perbedaan pendapat yang terjadi di antara para ulama umat Islam tidak boleh menyebabkan perbedaan hati, karena perbedaan hati bisa menimbulkan kerusakan besar, sebagaimana firman Allah.

"Artinya : Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguh-nya Allah beserta orang-orang yang sabar." [Al-Anfal : 46]

Perbedaan pendapat yang diakui oleh para ulama, yang kadang dinukil (dikutip) dan diungkapkan, adalah perbedaan pendapat yang kredibel dalam pandangan. Adapun perbedaan pendapat di kalangan orang-orang awam yang tidak mengerti dan tidak memahami, tidak diakui. Karena itu, hendaknya orang awam merujuk kepada ahlul ilmi, sebagaimana ditunjukkan oleh firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Artinya : Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui." [An-Nahl : 43]

[Dari Fatwa Syaikh Ibnu Utsaimin yang beliau tanda tangani]
[Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-2, Darul Haq]

Jadi perbedaan antar ahlul ilmy yang didasarkan dalil yang jelas tidak lah mengapa. Perbedaan dianta umar dan ibnu mas’ud tentulah perbedaaan diatara mereka yang berilmu dengan itjitihadnya masing masing, dan tidak melepaskan mereka dari ukhuwah dan saling menghormati. Selayaknya kita dalam ber ittiba’ [mencontoh] mereka kita tidak menciptakan pendapat baru yang berlepas [keluar] dari pendapat pendapat yang pernah ada pada zaman Rasulullah…

Beginilah kerasnya ibnu Mas’ud menentang ke bid’ahan.

Diriwayatkan oleh Ad Darimi (1/79), Al Bazzar (Tarikh Wasith 1/198) dari 'Amru bin Salamah Al Hamdani, katanya:"Kami pernah duduk di pintu 'Abdullah bin Mas'ud radliyallahu 'anhu sebelum shalat zhuhur. Kalau dia keluar, kami berangkat bersamanya menuju Masjid. Tiba-tiba datanglah Abu Musa Al Asy'ari radliyallahu 'anhu sambil berkata:"Apakah sudah keluar bersama kalian Abu 'Abdirrahman? Kami katakan:"Belum." Tatkala beliau keluar, kami berdiri, dan Abu Musa berkata:"Ya Abu 'Abdirrahman, sungguh aku baru saja melihat sesuatu yang pasti kau ingkari di Masjid itu. Dan saya tidak melihat –alhamdulillah- kecuali kebaikan."

Ibnu Mas'ud berkata:"Apa itu?" Katanya pula:"Kalau kau panjang umur akan kau lihat pula sendiri. Saya lihat di masjid itu sekelompok orang dalam beberapa halaqah sedang menunggu shalat, dan masing-masing halaqah dipimpin satu orang, di tangan mereka tergenggam kerikil, dia berkata:"Bertakbirlah seratus kali!" Maka yang lainpun bertakbir seratus kali. Pemimpinnya mengatakan:"Bertahlil seratus kali!" Merekapun bertahlil (mengucapkan laa ilaaha illallaahu). Pemimpinnya mengatakan:"Bertasbihlah seratus kali!" Merekapun bertasbih seratus kali. Ibnu Mas'ud bertanya:"Lalu apa yang kau katakan kepada mereka?"

Abu Musa berkata:"Saya tidak mengatakan sesuatu karena menunggu pendapatmu."

Ibnu Mas'ud berucap:"Mengapa tidak kau perintahkan mereka menghitung dosa-dosa mereka, dan kau jamin tidak akan hilang sia-sia kebaikan mereka sedikitpun?"

Kemudian dia berjalan, dan kamipun mengikutinya sampai tiba di tempat halaqah-halaqah itu. Beliau berhenti dan berkata:"Apa yang sedang kalian kerjakan ini?"

Mereka berkata:"Ya Abu 'Abdirrahman, kerikil yang kami gunakan untuk bertakbir, bertahlil dan bertasbih."
Beliau berkata:

"Coba kalian hitung dosa-dosa kalian, saya jamin tidak akan hilang sia-sia kebaikan kalian sedikitpun. Celaka kalian, wahai ummat Muhamamd! Alangkah cepatnya kalian binasa. Ini, mereka para sahabat Nabi kalian shallallahu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam, masih banyak di sekitar kalian. Pakaian beliau belum lagi rusak, mangkok-mangkok beliau beliau lagi pecah. Demi Zat yang jiwaku di tangan-Nya. Sesungguhnya kalian ini berada di atas millah (ajaran) yang lebih lurus daripada ajaran Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam, ataukah sedang membuka pintu kesesatan?"

Mereka berkata:"Demi Allah, wahai Abu 'Abdirrahman, kami tidak menginginkan apa-apa kecuali kebaikan."

Beliau berkata:"Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan tetapi tidak pernah mendapatkannya. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam telah menyampaikan kepada kami satu hadits, kata beliau:

"Sesungguhnya ada satu kaum mereka membaca Al Quran tapi tidak melewati tenggorokan mereka. Mereka lepas dari Islam seperti lepasnya anak panah dari sasarannya."

Demi Allah, saya tidak tahu, barangkali sebagian besarnya adalah dari kalian." Kemudian beliau berpaling meninggalkan mereka.
'Amru bin Salamah mengatakan:"Sesudah itu kami lihat sebagian besar mereka ikut memerangi kami di Nahrawand bersama Khawarij."(Ash Shahihah no 2005).

Dalam riwayat Ibnu Wadldlah, dia mengatakan:"Sungguh kalian betul-betul berpegang dengan kesesatan ataukah kalian merasa lebih terbimbing daripada sahabat-sahabat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam?" (Al Bid'ah wan Nahyu 'anha 27).

anang said...

Alangkah indahnya ukhuwah yang mereka contohkan, tanpa celaan, tanpa caci maki, tanpa tuduhan keji yang berlindung dibalik ilmu, tanpa saling menjelekan. Kepada kita hanya diperintahkan untuk BEKERJA (Dakwah), Allah, Rosul-Nya dan orang-orang beriman yang akan melihatnya.

My Reply

Adalah pandangan yang keliru bila keyakinan bahwa praktik mengkritik, saling menasehati, amar ma'ruf dan nahi mungkar akan menimbulkan kekacauan di barisan Islam dan kegoncangan dalam beramal.

Memang Indah kalau kita semua bisa bersatu dalam aqidah islam yang murni… dan untuk mencapai itu memang di haruskan ada ulama ulama yang ikhlas dan jujur yang memberikan nasehat .. ulama ulama berilmu yang berkata dengan hujjah yang jelas…. InsyaAllah semua ini bisa terwujud bila kita bisa melihat nasehat mereka itu juga dengan hati yang jernih dan ikhlas untuk mencari kebenaran…tidak bersilat lidah dan mengolah fikiran bila hujjah yang nyata sudah dihadapkan apalagi menuduh mereka mereka yang sayang dengannya dengan tuduhan tuduhan keji….. menganggap nasehat nasehat sebagai caci maki na’uzubillah.

Inilah dakwah yang sebenarnya akhi…mengembalikan umat ini kepada tauhid yang murni dan pemahaman islam yang shohih berdasarkan pemahaman para ulama As-Salaf……

Prioritas dan pokok-pokok dakwah Islamiyah sejak diutusnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga hari Kiamat tetap sama, tidak berubah karena perubahan zaman. Ketika Rasulullah Shallallahu a’laihi wa sallam mengutus Mu’adz bin Jabal ke Yaman, beliau bersabda.

“Artinya : Ajaklah mereka untuk bersaksi bahwa tiada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah dan bahwa sesungguhnya aku adalah utusan Allah. Setelah mereka mematuhi itu, beritahulah mereka bahwa sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas mereka pelaksanaan lima kali shalat dalam sehari semalan. Setelah mereka mematuhi itu, beritahulah mereka bahwa sesungguhnya Allah telah mewajibkan zakat atas mereka yang diambil dari yang kaya untuk disalurkan kepada yang miskin di antara mereka” [Hadits Riwayat Bukhari dalam Az-Zakah 1458, Muslim dalam Al-Iman 19]

Tidakkah ada keheran di hati antum..mengapa dakwah yang menyeru pada pemurinian aqidah dan menyeru kepada kembali pada Al kitab dan sunnah berdasarkan pemahanaman As Salaf menjadi suatu dakwah yang di jauhi.. mengapa orang orang hizbiyah lebih bisa bertoleransi dan bersemangat menyatu dengan orang orang shi’ah dan para ahlul bid’ah…?

anang said...

Hanya Allah yang akan menilai siapa yang terbaik amalnya diantara kita bukan ulama A atau Ustadz B.
Wassalamualaikum

My Reply

Allah mengutus Rasulnya dan memelihara para pewarisnya untuk mengajarkan kepada kita dalam menilai apakah kira kira amal kita akan diterima atau tidak.

Syarat amal kita diterima selain harus ikhlas dalam hal ibadah - ibadah tertentu juga sebab, cara, waktu, tempat, jenis, bilangan harus sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah salallahu alahi wassalam. Jadi tidak cukup hanya ikhlas tabi harus juga benar benar berittiba’ [mencontoh].

Sekali lagi Rytha akan katakana .. alangkah naifnya kita bila sudah diberi tahukan inilah jalan yang lurus.. kita masih menempuh jalan jalan yang lain dengan metoda yang lain… dan finally innoncently menatakan … hanya Allah yang akan menilai siapa yang terbaik amalnya…. Perkataan ini benar… tapi pemahamannya yang harus di luruskan…walluhalam

Setiap ikhwanul muslimin pasti akan selau menutup hujjah mereka dengan perkataan ini :) ..coba amati semua tanggapan yang ada… pasti selalu intinya adalah sama… subhanallah :)

Wallahualam bishshowab…

Subhanakallahumma wabihamdika ashadu ala ilaha illa anata astaghfiruka wa atubu ilaika


Furthur reading

Memulai Dakwah ; Apakah Diawali Dengan Tauhid Atau Dengan Mentahdzir Terlebih Dahulu?

Sisi Perbedaan Antara Bid'ah Dengan Maksiat

Sunday, April 29, 2007

~Tanggapan Hijrah (2)~



Assallammu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Segala puji bagi Alloh yang hanya kepadaNya kami memuji, memohon pertolongan, dan ampunan. Kami berlindung kepadaNya dari kekejian diri dan kejahatan amalan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Alloh maka tidak ada yang dapat menyesatkan, dan barang siapa yang tersesat dari jalanNya maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tiada Illah yang berhak diibadahi dengan hak kecuali Alloh yang tiada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya. Semoga sholawat beserta sallam tercurahkan atas Nabi kita, keluarga, sahabat serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.

Maka sesungguhnya sebenar-benarnya perkataan adalah Kitabulloh dan sebaik-baiknya petunjuk adalah Sunnah Rasululloh Shalallohu ‘Alaihi wa Sallam. Sejelek-jeleknya perkara ialah yang diada-adakan dan setiap bid’ah adalah sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.

Dear Alif…. Afwan Rytha tidak tahu apakah Alif itu nama ikhwan atau akhwat…. Tapi sepertinya akhwat ya… jadi Rytha address kamu sebagai ukhti ya…..

Alhamdulillah Rytha selalu senang bila ada orang bertanya, apalagi kalau niat bertanya itu benar benar ikhlas untuk mengetahui kebenaran… alhamdulillah ini sebagai suatu kesempatan bagi Rytha untuk lebih banyak belajar dan berbagi semua hal yang Rytha ketahui…insyaAllah.

Rytha akan meresponse comment dari ukhti alif tiap paragraph dan kalimat insyaAllah supaya tidak terlewat.

alif said...

BismillaahirRahmanirRahim
Assalamu'alaikum warahmatullaah wabarkatuh


My Reply

Wa’alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh

alif said...

Terimakasih kepada saudari Rytha yang telah panjang lebar menulis tentang "hijrah". Mudah-mudahan bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

My Reply

insyaAllah… amen…. Alhamdulillah terimakasih juga sudah meluangkan waktu untuk membacanya :)

alif said...

Ada yang mengganggu bagi saya selama ini ketika membaca beberapa buku maupun mendengarkan ceramah para ustadz dari salafy (mohon maaf saya tidak memiliki sebutan lain untuk menamakan kalangan ini, tapi ini yang sering disebut-sebut), saya orang awam yang ketika membaca atau mendengarkan ceramah para ustadz tersebut saya bertanya-tanya apakah memang Rosulullah SAW dan para sahabat (salafus sholeh) mengajarkan kepada kita untuk mencaci-maki dan mengorek-ngorek kesalahan orang yang tidak sejalan dengan kita? Saya membaca bahwa Islam adalah Rahmatan lil 'alamiin, apakah mencela, mencaci-maki dan mencari-cari kesalahan lalu mempubliksikan ke khalayak ramai melalui berbagai media adalah juga merupakan bagian dari rahmatan lil 'alamiin? Mohon maaf ini sekedar kegelisahan saya selama ini.

My Reply

Ukhti Alif yang insyaAllah senantiasa di rahmati oleh Allah… alhamdulillah anti sudah pernah membaca buku dan mendengarkan ceramah para ustadz yang bermanhaj kan salaf. Mudah mudahan ini bisa diteruskan insyaAllah.

Kalaulah benar mereka adalah para pengikut Qur’an dan sunnah dengan pemahaman ulama As-Salaf, maka anti tidak salah menamakan kalangan tersebut sebagai salafi. Alhamdulillah itu adalah pernisbahan yang baik.

Salafi adalah sebutan untuk orang yang menyatakan diri sebagai muslimin yang berupaya mengikuti Al Qur’an dan Al Hadist sesuai dengan pemahaman ulama As-Salaf. Bentuk jamak dari salafi adalah Salafiyyun atau Salafiyyin.

Sedangkan As Salaf adalah tiga generasi pertama dan generasi yang paling utama dari umat islam ini, yaitu pada sahabat yang hidup dan bertemu dengan Nabi sallahu alahi wassalam, para tabi’in (mereka yang hidup pada masa sahabat) dan para tabi’ut tabi’in (mereka yang hidup di masa tabi’in) yang mereka semua wafat sebagai seorang muslim… Alhamdulillah mereka adalah generasi terbaik yang telah dipuji oleh Allah dan rasul-Nya sallahu alahi wassalam.

MasyaAllah itu adalah sebutan yang sangat indah bila kita dikatakan sebagai salafi. Seorang muslim yang sejati mereka adalah salafi, berbangga dengan Qur’an dan sunnah dan mengukuti jejak dan pemahaman para Salaf…

Jadi…. Tidak inginkan anti juga di sebuat sebagai salafy ? :)

Berkaitan dengan penjelasan siapa itu salafi. Bagi anti yang senang membaca dan mendengarkan ceramah (alhamdulillah) pasti paham bagaimana akhlaq para salaf kita….Para pengikut mereka seharusnyalah mereka yang prilaku dan perkataannya penuh hikmah, senantiasa mengikuti sunnah…Mereka orang orang yang beragama berdasarkan Wahyu, atsar atsar yang bukan berdasarkan sandaran akal akal mereka….

Ukhti harus bisa membedakan mereka yang menisbahkan dirinya terhadap dakwah salaf akan tapi mencerminkan prilaku para As-salaf… maka mereka bukanlah salafy….

Rytha tidak begitu paham dengan maksud anti yang mengatakan para salafi mencaci maki dan mengkorek korek kesalahan orang lain. Mungkin anti bisa lebih spesifik lagi. Kalaulah yang anti maksud adalah kegigihan mereka dalam berusaha menasehati dalam kebenaran… meluruskan aqidah… memberantas kesyirikan dan memperingatkan dari kebid’ahan sebagai cacian dan mengkorek korek kesalahan…. Hal itu tidaklah demikian…

Agama kita adalah nasehat. Kemampuan seorang muslim untuk menasehati muslim yang lainnya dengan lisan dan prilakunya merupakan indikator keimanan orang tersebut. Kecemburuan hatinya bila ajaran deen yang murni ini terkotori dengan prilaku prilaku orang orang yang mengkaburkannya…. Dari masa kemasa ulama ahlus sunnah selalu akan berada di barisan terdepan untuk mengembalikan deen ini semurni murninya.

Anti paham bahwa tidak semua orang mampu untuk mengkritik dengan benar… tidak semua orang punya keberanian untuk menyatakan kebenaran… Jadi seharusnyalah kita berterimakasih bila ada saudara kita yang menasehati kita dan menunjukkan kesalahan kita, itu adalah kasih sayang yang sesungguhnya….

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : “Sebagian mereka berkata kepada Imam Ahmad bin Hanbal : ‘Sesungguhnya berat bagiku untuk mengatakan si fulan begini dan begitu.’ Maka beliau berkata : ‘Kalau Anda diam dan akupun diam, kapan orang yang tidak tahu akan tahu mana yang benar dan yang salah?’” (Naqdur Rijal halaman 39)

Alhamdulillah kita harus berterimakasih dengan adanya ulama ulama ahlus sunnah yang dengan kerja kerasnya memberikan penelitian mereka dan memperingatkan umat terhadap penyimpangan penyimpangan agar umat ini tidak terjerumus kedalam kebi’ahan, kesyirikan dan kemungkaran…Apa jadinya ummat ini bila tidak ada mereka para ulama ahlus sunnah yang mengembalikan kepada pemahaman Qur’an dan sunnah yang murni, tidak tinggal diam melihat kemungkaran atau penyimpangan. Tidak ada cara lain disamping memperingatkan muslim agar berhati hati. Terkadang harus dengan ketegasan dan harus di publikasikan, tergantung dari sejauh apa penyimpangan tersebut.

Rasulullah sallahu alahi wassalam dan para sahabatnya juga demikian.

Sungguh keikhlasan mereka dalam menasehat bukanlah ghibah, cacian atau tuduhan tampa dasar. Ketahuilah ukhti tidaklah semua ghibah diharamkan. Ada jenis ghibah tertentu yang diperbolehkan.

Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan : " Ketahuilah bahwasanya ghibah diperbolehkan bila untuk tujuan yang benar dan syar’i yang tidak mungkin dapat dicapai (tujuan itu) kecuali dengannya, yang demikian itu dengan alasan enam sebab salah satu diataranya memperingatkan kaum Muslimin dari suatu kejelekan dan menasehati mereka. Yang demikian meliputi beberapa bentuk di antaranya dengan menerangkan kejelekan rawi-rawi hadits dan para saksi yang memiliki kejelekan. Hal itu diperbolehkan berdasarkan ijma’ kaum Muslimin bahkan wajib karena adanya kebutuhan … .

Dan (bentuk lain) yaitu jika seseorang melihat seorang penuntut ilmu mondar-mandir mendatangi mubtadi’ atau seorang yang fasik, dia mengambil ilmu darinya dan dikhawatirkan si penuntut ilmu itu terpengaruh dengannya maka wajib bagi orang tadi untuk menasehatinya dengan menerangkan keadaan mubtadi’ tersebut. Dengan syarat dia bermaksud memberi nasehat … .

Demikian dinukil secara ringkas dari Kitab Riyadhush Shalihin bab ke-256, Bab Perkara Diperbolehkan Berghibah halaman 525-527 tahqiq Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah.

Imam An Nawawi menyatakan bahwa ghibah diperbolehkan jika dalam rangka memperingatkan kaum Muslimin dari suatu kejelekan dan untuk menasehati mereka.

Berapa banyak kitab-kitab para ulama yang membahas kejelekan rawi-rawi hadits dan kelemahaan mereka, seperti Kitab Adh Dhu’afa karya Imam Bukhari, Nasa’i, Al Uqaili, dan Ad Daraquthni. Kitab Al Kamil fid Dhu’afa karya Ibnu Abi Hatim, Kitab Al Mughni fidh Dhu’afa karya Imam adz-Dzahabi dan berbagai kitab lainnya yang berisi jarh (kritikan) terhadap rawi-rawi hadits. Apakah kita menuduh para ulama telah melakukan ghibah terhadap individu-individu tertentu atau kelompok-kelompok tertentu? Na’udzu Billah.

“Ketahuilah, bahwa menyebutkan kejelekan seseorang diharamkan jika tujuannya semata-mata mencela, membongkar aib, dan merendahkan dia. Adapun jika di situ ada maslahat bagi seluruh kaum Muslimin atau khususnya bagi sebagian mereka dan bertujuan mencapai maslahat itu maka tidak diharamkan tetapi mandub (disunnahkan).” Tegas Ibnu Rajab Al Hambali dalam Al Farqu bainan Nashihah wat Ta’yir halaman 25.

alif said...

Saudari Rytha yang dirahmati Allah, sebagai orang awam saya jadi bertanya-tanya apakah seburuk itukah "pengajian" yang pernah diikuti sebelumnya.

My Reply

Rytha akui, membutuhkan waktu yang sangat lama bagi Rytha sendiri untuk sampai pada suatu titik untuk memahami keburukan apakah yang ada dalam manhaj dakwah ikhwanul muslimin. Rytha tidak bisa melihat semua itu sebagai keburukan sama sekali karena Rytha sendiri belum paham bagaimanakah manhaj dakwah yang haq itu.

Seperti seekor ikan yang hanya mengetahui lingkungan kolamnya yang sempit dan penuh dengan lumpur, sang ikan tidak pernah tahu akan adanya sungai yang luas dan jernih. Menemukan manhaj salaf seperti sang ikan yang menemukan sungai yang luas dan jernih, berenang bebas sampai menemukan samudra yang tidak berbatas. Barulah sang ikan benar benar merasakan alangkah buruknya dahulu sewaktu dia berkeras untuk tetap berada di kubangan kolam yang sempit berlumpur, terlena dengan makanan yang di berikan oleh sang tuan, padahal hal itu hanyalah untuk lebih mengikat dirinya berada dalam kolam tersebut dan tidak pernah melirik sungai yang luas dan jernih. Sementara samudra yang luas dan jernih menjanjikan lebih banyak lagi..wallahualam…

Ukhti yang di rahmati Allah…..
Keburukan yang terbingkai dengan bungkus yang Indah jauh lebih berbahaya dibandingkan suatu keburukan yang nyata…

Keburukan yang pertama akan cendrung menipu dan tidak membuat mereka yang berada di dalamnya terasa ditipu.. wallahualam…Tetapi sesungguhnya bagi mereka yang hati hatinya mengetahui kebenaran yang hakiki…. Mereka sungguh telah menipu diri sendiri… Peringatan Allah sangat tajam terhadap orang orang seperti ini… wallahualam…

Seorang shahabat yang agung Hudzaifah bin Yaman Radhiyallahu ‘anhu berkata : “Adalah manusia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kebaikan, dan saya bertanya kepadanya tentang keburukan karena khawatir bila ia menimpaku sehingga aku terjerumus di dalamnya” [Muttafaq Alaihi] [Lihat takhrij dan syarahnya dalam buku Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi Al-Atsari, Ad-Da’wah Ilallah : 98]

Anti perlu mengetahui tentang keburukan juga, sehingga tidak terjerumus lebih dalam. Tidaklah kita tahu akan keburukan dan kebaikan melainkan kita rajin mencarinya dengan menuntut ilmu.

Alangkah dapat dibayangkan bagaimana jadinya umat bila tidak ada ulama ulama yang mempublikasikan hasil penelitian mereka secara terbuka apalagi suatu jamaah yang di ketahui penyimpangannya telah memiliki massa yang banyak…. Tentulah akan semakin banyak umat yang jauh dari ajaran islam yang murni.

alif said...

Bagaimana pengajian mereka, apakah mereka menyuruh mencuri, merampok, menyuruh melawan kepada orang tua ataukah mereka menyuruh untuk menyekutukan Allah dan berkhianat kepada Rosulullah SAW. Apakah sholat mereka berbeda dengan sholat umat Islam yang lain (salaf)? Apakah mereka menyuruh untuk membunuh orang-orang yang tidak berdosa? apakah mereka menyuruh untuk nge-bom hotel atau tempat-tempat keramaian? Apakah mereka juga mencaci-maki, mencela, atau menanggap paling benar dalam ber-Islam? Dan masih banyak yang ingin saya ketahui namun space-nya terbatas, mudah-mudahan saudari bisa menjelaskan supaya saya dan para pembaca tidak terjebak kepada kelompok yang menamakan diri Islam tapi memiliki perilaku yang tidak islami.

My Reply

Ukhti hujjah seperti ini kurang tepat…

Gerakan yang lebih sesat seperti ahmadiyah dan shi’ah rafidhah mereka juga tidak menyuruh mencuri, merampok, melawan orang tua dll… mereka tidak mengajarkan hal ini…. Mereka dengan yakin akan mengatakan bahwa mereka berpegang Teguh pada Qur’an dan sunnah…. Mereka juga sholat....

Tapi tolak ukurnya, shohihkah pemahaman mereka tentang Qur’an dan sunnah mereka? Apakah aqidah mereka benar? Apakah ibadah mereka berdasarkan cara dan pemahaman yang benar? Lihatlah Orang orang Ahmadiyah mereka menggunakan Al Qur'an dan Al Hadist tapi dengan cara penafsiran mereka sendiri sehingga mereka meyakini Mirza Ghulan Ahmed sebagai nabi…. Astaghfirullah.

Kalaulah kita bertanya kepada kaum sufi dan pengikut pengikut tareqat mereka akan marah bila dikatakan mereka melakukan praktek praktek menyekutukan Allah… Mereka akan marah bila kita mengkritik cara beribadah mereka yang di ada adakan dengan banyaknya zikir zikir bid’ah yang mereka ciptakan.

Semua orang tentulah akan merasa benar bila mereka menolak ukur kebenaran itu dari pemahaman mereka… Tapi apakah islam seperti itu? Tolak ukur suatu kebenaran yang hakiki adalah kebenaran sebagaimana Rasululllah salalahu alahi wassalam mengajarkannya kepada para sahabat beliau… Sehingga para sahabat adalah mereka yang pemahamannya paling shoheh dibandingkan dengan pemahaman pemahaman kita…

Bila kita membandingkan pemahaman pemahaman sesat tersebut dengan pemahaman para sahabat Nabi sallahu alahi wassalam maka akan sangat jelaslah dimana penyimpangan dan kesesatan mereka.

Tolak ukur kebenaran yang pokok dan fundamental adalah keshohihan aqidah seseorang… tanpa aqidah yang benar dan pemahaman yang shohih berdasarkan pemahaman para As Salaf… apalah arti amal sholeh bila tidak dilakukan dengan aqidah dan cara yang benar ?

Rytha ingin bertanya….
Bagaimana dengan pandangan ukhti terhadap sekelompok pergerakan yang berusaha merangkul semua golongan, bahkan golongan golongan yang penuh dengan ke musyrikan sekalipun ? Tidakkah mereka sama buruknya ? Tokok tokoh mereka sangat gigih mengkampanyekan penyatuan suni shi’ah, bagaimanakah hati kecil ukhti terhadap mereka yang mencaci maki ibu ibu anti untuk bersatu dengan mereka ? Itulah pergerakan yang dikenal sebagai pergerakan ikhwanul muslimin…

Jadi hal hal yang ukhti sebutkan tidak bisa menjadi tolak ukur, karena memang ada nilai nilai kebenaran universal dimana orang non muslim sekalipun bisa melakukan yang lebih baik dari itu…. Siapa sih yang tidak kenal dengan bunda Theresa, tidak tahu dengan para missionaries yang jiwa sosialnya sangat tinggi membangun fasilitas umum, meningkatkan taraf hidup, pendidikan dan ekonomi.. tapi dalam misinya tersebut tersisip niat jahat misi misi mereka untuk mengubah aqidah kita….

Sekarang tidak usah memikirkan mereka karena mereka sudah sangat jelas kafir… Lalu bagaimana dengan saudara saudara muslim kita yang mengajarkan islam dengan metoda metoda mereka sendiri yang tidak pernah di pergunakan atau di contohkan oleh Rasulullah dan generasi sahabat ?

Tidakkah lebih baik kita semua bersatu dengan aqidah yang benar.. menyeru golongan golongan tersebut untuk memurnikan aqidah mereka dan bersatu dalam satu naungan aqidah yang benar ?

alif said...

Satu hal lagi, kenapa saudari begitu kecewa dengan pengajian sebelumnya sampai-sampai merasa sia-sia, apakah karena mereka menjerumuskan saudari untuk melakukakan hal-hal yang bertentangan dengan agama?

InsyaAllah ukhti paham….
Terkadang ada masa di mana pada saat seseorang sudah beranjak tua.... dia dududk tercenung sendiri pada saat semua badan sudah tidak kuat, pikiran sudah tidak tajam…. Mata sudah kabur…. Yang ada penyesalan mengapa tidak menggunakan masa muda dengan lebih baik… Hal itu yang Rytha rasakan… [well Rytha belum setua itu sih :) ] Cuma… hanya sama menyesalnya.. seandainya dari dulu dulu sekali Rytha membukan hati Rytha terhadap da’wah salaf… dan aktif mencari dan belajar dengan pemahaman para As-Salaf… tentunya lebih banyak yang telah Rytha dapatkan sekarang… wallahualam…

Hanya rasa sesal… dulu Rytha memburu buru buku buku ulama yang ternyata bukanlah ulama yang sebenarnya dan Rytha malah meninggalkan tulisan tulisan mereka yang benar benar ulama. Rytha mengenal ulama ulama yang benar benar ulama ini melalui tulisan tulisan ulama ulama yang bukan ulama sehingga membuat Rytha jauh dari tertarik untuk memperlajarinya.

Kalaulah Rytha dari dahulu paham akan makna da’wah salafy.. Hidup mungkin akan lebih mudah… dengan pijakan yang kokoh ..hujjah yang kuat … subhnaallah…

Tentulah sia sia… bila bertahun tahun yang terlah dilewati terkukung dalam suatu pola fakir yang salah tanpa menyadari itu adalah suatu kesalahan.. dan sangat menyakini bahwa itu adalah suatu kebenaran… astaghfirullah….Karena ada pola fikir tersendiri yang mau tidak mau itu menjadi bagian dari diri kita… dan itu akan membutuhkan waktu yang lama untuk meluruskannya lagi… lahaula walla quwata illa billah…

Untuk lebih pahamnya ukhti bisa membaca tulisan hijrah Rytha selengkapannya dan diikuti oleh pendapat pendapat ulama ahlus sunnah tentang pergerakan ikhwanul muslimin ini….

alif said...

Dan siapa yang pertama kali membuka jalan (ngajak ngaji) kepada saudari untuk bisa mengenal Islam lebih dalam?

My Reply

Alhamdulillah….
Pembuka jalan itu adalah kita sendiri dengan bimbingan Allah…Dengan niat ikhlas untuk benar benar mencari ilmu dan mengetahui ilmu yang haq.

Rytha banyak membaca… menela’ah.. dan berusaha menjaga hubungan dengan ahlul ilmy. Sangat perlu berteman dengan orang orang yang berilmu. Memiliki sahabat sahabat yang sangat sabar membimbing yang tidak bosan menasehati, sampai akhirnya pada suatu titik kita merasakan dan menemukan kebenaran itu sendiri.,…

Alhamdulillah Rytha merasa beruntung bertahun tahun Rytha selalu dikelilingi oleh sahabat salafi. Ini suatu anugrah yang tak terkira, walau dahulu Rytha sering kesal dengan mereka juga… [ya karena pola pikir Rytha yang sangat ikhwanul muslimin]… tapi alhamdulillah sebagian dari mereka adalah orang orang yang sangat sabar. Seiring bejalannya waktu Allah memberikan lebih banyak ilmu dan hikmah kepada sahabat sahabat tersebut… alhamdulillah… dan hal tersebut berimbas kepada Rytha untuk lebih dekat, bila awalnya untuk berusaha memahami pola pikir mereka… selanjutnya alhamdulillah menemukan sesuatu jalan yang terang dan Indah… masyaAllah…

alif said...

terimakasih atas semua nasihatnya,
alif

Wassalamu'alaikum


My Reply

Jazakillahu khairan… insyaAllah please keep in touch… kalau ada hal hal lain yang mengganjal kita bisa share…. Mungkin Rytha akan bisa berusaha memahami karena I ever been in the same boat before…

Wallahualam bishsowab

Subhanakallahumma wabihamdika ashadu ala ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika
Wassallammu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Fiamanillah

Tuesday, April 17, 2007

~Sedang sibuk~

Assallammu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Alhamdulillah...

Akh Anang dan Alif dan juga ikhwah anonymous....yang sudah berkesempatan untuk berkunjung di Blog RYTHA....

Jazakumullahu khairan buat comment2nya di artikel mengenai hijrah....

Comment on hijrah-bagian-7-alhamdulillah-tamat

Comment on tanggapan-hijrah-1

Rytha sudah baca...Tapi belum berkesempatan untuk memberikan tanggapan...

InsyaAllah sedikit bersabar ya... karena sekarang Rytha sedang sibuk...
Any sisters or brothers yang mau membantu memberi comments di persilahkan...inysaAllah

Fiamanillah
Rytha

Friday, March 16, 2007

~Tanggapan Hijrah (1)~




Berikut ini tanggapan dari seorang ukti di “tarbiyah”
[identitas tidak di tampilkan…]
Tulisan dengan “italic” [huruf miring adalah tulisan ukhti tersebut..]

Rytha memberi tanggapan di setiap kalimat agar bisa lebih focus.. insyaAllah…
Rytha sangat dekat dan sayang sekali kepada ukhti ini…

Karena keterbatasan masa....
Rytha publikasikan responsenya di blog..
karena memang tidak ada hal yang pribadi yang harus di tutup tutupi.....

Disamping itu di harapkan ada koreksi dari para ikhwah yang sudah belajar di manhaj salaf lebih lama bila Rytha memberikan jawaban yang salah....


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Assallammu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Segala puji bagi Alloh yang hanya kepadaNya kami memuji, memohon pertolongan, dan ampunan. Kami berlindung kepadaNya dari kekejian diri dan kejahatan amalan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Alloh maka tidak ada yang dapat menyesatkan, dan barang siapa yang tersesat dari jalanNya maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tiada Illah yang berhak di ibadahi dengan hak kecuali Alloh yang tiada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya. Semoga sholawat beserta sallam tercurahkan atas Nabi kita, keluarga, sahabat serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.

Maka sesungguhnya sebenar-benarnya perkataan adalah Kitabulloh dan sebaik-baiknya petunjuk adalah Sunnah Rasululloh Shalallohu ‘Alaihi wa Sallam. Sejelek-jeleknya perkara ialah yang diada-adakan dan setiap bid’ah adalah sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.

Dear Ukhti sayang…..

Mudah mudahan Anti masih percaya kalau Rytha sangat sayang sama anti…..:)

InsyaAllah Anti dalam keadaan sehat dan senantiasa dalam lindungan Allah subhana wata’ala….

Alhamdulillah…. Rytha senang sekali Anti sudah sempat mampir ke blog Rytha…walau Rytha yakin…mungkin Anti belum membaca semua artikel hijrah Rytha dengan lebih seksama… Dan mungkin Anti belum ada waktu untuk membaca semua artikel artikel rujukan di bawah setiap tulisan Rytha wallahuam… Ini tercermin dari tanggapan Anti melalui email anti…..

Walau bagaimana pun Rytha sudah siap dengan tanggapan dari Anti…. Email yang hampir senada Rytha terima dari seorang ikhwan … InsyaAllah mudah mudahan Allah memberikan Rytha kelapangan waktu untuk juga memberikan tanggapan kepada beliau melalui blog ini juga…

InsyaAllah Rytha akan berusaha menanggapi email anti…

~~~~~~~****~~~~~~

Assalamu'alaikum warahmatullaah wabarakatuh.

Wa’alaikummusallam warohmatullahi wabarokatuh…

Alhamdulillah, akhirnya sempat membaca beberapa tulisan Rytha, takut ditagih tiap hati lewat telepon :).. mbak dah buka blog rytha blom?...

“Alhamdulillah…

Afwan kalau berkesan demikian :)….

Rytha mungkin hanya terlalu bersemangat untuk berbagi dengan Anti mengenai pengalaman hijrah ….seperti biasanya Rytha selalu berusaha berbagi hal-hal yang Rytha temukan dan alami..

Hijrah ke manhaj salaf adalah suatu yang terbaik yang pernah terjadi dalam kehidupan Rytha, Rytha ingin sekali membagi hal tersebut dengan anti…Karena dulu kita sering berbagi dan belajar bersama… kita sama sama sedang meniti jalan untuk menggapai ridho Allah dan senantiasa berusaha untuk menjadi lebih baik….

Afwan… kalau sms Rytha yang menanyakan apakah Anti sudah mampir ke blog Rytha terasa seperti suatu yang mengganggu..….

Bahagia, bangga dan terharu ketika membaca terutama membaca beberapa tulisan dib log English, kisah-kisah kita masa lalu. Rytha mampu melukiskan segalanya dengan indah semoga Allah meridhoi.

“Alhamdulillah “ Mudah mudahan masih banyak babak babak indah lainnya yang bisa kita bagi buat orang lain …..

Semoga ukhuwah dan cinta itu benar benar hakiki….. Bila dulu sewaktu pikiran pikiran dan hati Rytha masih di penuhi oleh syubhat Rytha bisa membuat tulisan yang Anti pikir tulisan yang baik... mudah mudahan kebaikan itu bertambah ketika sekarang Rytha berusaha untuk memperbaiki diri.... insyaAllah...

Pengalaman itikaf kita memang tidak terlupakan….

Alhamdulillah… sempat terfikir Sungguh Allah telah mengabulkan do’a-do’a kita…. Alhamdulillah Allah mengabulkan do’a anti dan ukhti XXX untuk menggenapkan half of deen melalui penikahan yang agung….

Walaupun Allah belum memberikan bagian buat Rytha untuk sunnah yang satu itu …. Alhamdulillah Allah juga telah memberikan sesuatu anugrah lain yang tidak ternilai harganya dengan membimbing hati Rytha ke hidayah untuk membuka diri terhadap manhaj yang haq.... mashaAllah….alhamdulillah…. Ini mungkin juga sebuah hikmah... bisa jadi perjalanan hijrah tidak akan semudah sekarang bila menikah dengan mereka yang sudah "mapan" dalam da'wah hizbiyah..

wallahualam..

Allah sungguh maha adil….

Dulu kata kata ini pernah disampaikan oleh seorang teman…. Setiap saat dia selalu mengatakan “One of the best gift in my live is Allah makes me in this salaf manhaj”….. Saat itu.. kata kata dia sangat tidak berarti bagi Rytha… malah seakan akan kalimat tersebut mengecilkan fikrah fikrah yang lain… terkadang Rytha sering banget kesal dengannya ketika dia membicarakan praktek-praktek kebid’ahan kelompok yang lain…..

Rytha sudah lama sekali tidak bertemu dengan sahabat ini.. mudah mudahan dia masih dalam rasa syukur yang sama…… Ingin rasanya Rytha mengatakan…. “I also feel the same now - this indeed the best thing in one life to be in way of salafus sholeh“…


Kaget bercampur terpana ketika melihat tulisan hijrah rytha. Bukan masalah hijrahnya karena InsyaAllah sesuai dengan tel-telponan kita, InsyaAllah ana tidak memasalahkannya, hanya turut mendoakan semoga ilmu semakin meningkat, dan dengan ilmu tersebut mampu meningkatkan amal dihadapan Allah yang berkuasa atas segalanya. Kaget karena tidak menyangka penggambaran rytha terhadap tarbiyah, yang menurut ana sangat sempit.

Apakah semua salah? Tidak juga. Ketika ana baca tentang bagaimana suasana liqoat, apakah selalu seperti itu? Tidak pernah memberikan apa-apa kepada peserta dan hanya membuang waktu? insyaAllah ana sudah sangat merasakan perubahan pada diri ana sendiri…


Subhanallah…..

Mudah mudahan ini bukan berarti anti bermaksud menunjukkan kemarahan karena Rytha seakan akan mengecilkan "tarbiyah" dan mengemukakan hal hal yang ditemukan di manhaj da'wah ikhwanul muslimin tersebut. Karena kemarahan ini bisa menunjukkan kebanggaan anti terbadap hizbiyah…yang lebih mengikatkan hati dengan kefanatisan kelompoknya… dan merasa sangat marah bila orang mengkritik kelompok tersebut walaupun yang disampaikan adalah suatu kebenaran….

Kalaulah kebanggaan ini yang muncul, maka perubahan yang anti rasakan adalah perubahan yang semu….

Kalaulah anti merasa waktu bertahun tahun yang telah anti luangkan di liqo’at liqo’at tersebut benar benar bermakna ilmu…. itu adalah hak anti untuk merasakan hal tersebut…. Tapi apakah berarti Rytha berfikiran sempit kalau Rytha merasakan sudah banyak waktu yang terbuang dan menyesali seandainya waktu tersebut Rytha gunakan untuk bermajalis ilmu dengan para ustadz yang bermanhaj salaf…..

Jujur Rytha katakan... dulu Rytha juga tidak terlalu merasa bahwa hal yang kita lakukan adalah membuang waktu... dan banyak hal postif yang di rasakan....[sama halnya seperti yang anti rasakan saat ini]..... Tapi itu dulu..... Seiring dengan mengetahui apakah ilmu yang haq dan belajar mengenai nilai kebenaran sebenarnya.... baru semua itu dirasakan, bahwa Rytha telah banyak melwatkan kesempatan untuk lebih banyak belajar...

Kalaulah waktu bisa di ulang kembali... maka ingin rasanya untuk lebih banyak mengambil kesempatan tersebut untuk mempelajari pemahaman salaf... menghadiri lebih banyak majelis majelis ilmu yang bermanhaj salaf....

Ukhti....apakah tidak terlepas dalam ingatan, seringnya dulu kita sering meninggalkan aktifitas aktifitas untuk datang ber liqo tapi setelah sampai tidak ada murobbi?

Atau berapa banyakkah kita benar benar membahas masalah keilmuan. Dekat kah kita dengan buku buku para salaf… Pahamkah kita akan ulama ulama yang sebenarnya ? Pahamkah kita akan makna tawhid ? Bisakah kita menjawab dengan benar bila ada seorang menanyakan pertanyaan mendasar seperti dimanakah Allah…. apakah makna la ilaha ilallah….?

InsyaAllah….kebanggaan yang sebenarnya seharusnya adalah rasa syukur yang mendalam akan ilmu dan mengikuti Qur’an dan sunnah dengan pemahaman yang benar…

Kesetiaan seorang muslim haruslah berlandaskan kesetiaannya pada Qur’an dan sunnah …kesetiaan pada yang haq…..

Kemarahannya haruslah kemarahan rasa cemburu yang membakar bila Qur’an dan sunnah diselewengkan…….

Kecintaannya seharusnya kecintaan yang tulus yang didasari oleh akidah yang benar….

Dokrin hizbiyah dan duduk dengan hizbiyah membuat kita wala dan bara’ dengan cara yang salah……wallahualam…

Astaghfirullah….. Rytha pernah berada dalam kondisi ini dahulu….

Alasan inilah…. Yang membuat mereka yang masih hanif yang belum tersentuh dengan “tarbiyah" ikhwani akan lebih mudah untuk menerima kebenaran yang haq..karena hati dan pikirannya belum dimasukki oleh banyak banyak syubhat….


Tetapi beberapa fakta tersebut juga membuat ana semakin sadar, bahwa memang banyak hal yang perbaiki. Kemampuan keilmian membuat ana sendiri terutama berusaha untuk selalu meng up-grade pengetahuan syar’iah, memperbaiki interaksi dengan Al-Qur’an yang agung, lebih mendalami tafsir dan fiqh dll. Mohon do’anya ya saudariku tersayang.. smg Allah berkenan menerangi dada ini dengan ilmu-Nya.

Alhamdulillah…. Alasan ini yang membuat Rytha sangat berhusnuzan kepada Anti bahwa Anti adalah seorang yang ikhlas untuk menuntut ilmu syar'i dan senantiasa selalu berusaha untuk mencari pemahaman yang benar tentang deen ini. Dan pasti juga sangat berkeninginan untuk berdakwah dengan manhaj yang benar….….

InsyaAllah Rytha yakin.. anti ingin berislam dengan tidak setengah setengah .... tidak bermaksud untuk menerima sebagian dan menolak sebagian…

Alasan tersebutlah yang mebuat Rytha sangat bersemangat untuk berbagi dengan anti.

Hanya pesan Rytha... lebih baik anti belajarlah ilmu tafsir melalui penafsiran ulama yang tsiqoh… dan berhati hati dalam duduk dan thollabul ilmy....


Apalagi sekarang dengan lingkungan kerja, yang juga menuntut untuk melakukan sesuatu selain sebagai dosen. Membimbing mahasiswa dalam hal agama selain kuliah semata, karena ternyata banyak sekali mahasiswa tersebut yang sangat memprihatinkan, sholat saja belum kenal, islam itu teh… Belum lagi teman-teman dosen yang beberapa ngaji Qur’an saja sangat terbata-bata. Setiap pekan kita berusaha kumpul, dan sedikit membimbing cara baca Al Qur’an teman. Apakah ana pernah menyinggung tentang parta??? insyaAllah tidak. Tugas kita begitu berat, mari kita bersama-sama berdakwah ditempat kita masing-masing sesuai dengan kemampuan kita.

InsyaAllah…mudah mudahan Allah membalas ke iklasan anti dan keperdulian anti untuk berda’wah….

Terlebih lagi sebagai dosen yang berarti pembimbing haruslah berilmu…
Berda’wah dengan manhaj yang benar……insyaAllah….


Afwan ana memang jarang menanggapi dan meladeni kalau rytha telp tiap pagi, Cuma untuk berdebat ini itu.. afawan mending waktunya kita gunakan tilawah, lumayan 1 jam…

Alhamdulillah mudah mudahan anti tetap istiqomah dalam tilawahnya…..

Afwan kalau sewaktu Rytha menelepon itu bertabrakkan dengan jadwal tilawah …Alasan Rytha memilih menelepon di pagi hari karena pagi hari biaya telepon jauh lebih murah :)….

Tapi mudah mudahan Allah tetap memberi ganjaran buat anti akan kesabaran anti untuk menjawab dan berbicara dengan saudaranya yang bermaksud untuk tetap berukhuwah…… Kalau Rytha tidak menelepon anti rasanya kecil kemungkinan anti akan menelepon Rytha :) [iya tidak ? :)]…..

Jujur Rytha kangen sekali dan merindukan momen momen disaat kita bisa bersama dan berbicara banyak hal seperti yang dulu kita lakukan….pada saat menemukan waktu luang terfikir sesekali untuk menelepon... Rytha minta maaf sekali kalaulah telepon tersebut dirasa sebagai niat untuk berdebat….tapi bukan demikian maksudnya

Rytha menganggap komunikasi kita tidak berbeda dengan telepon telepon sebelum Rytha hijrah….….…sekedar share apa yang di rasakan dan yang di alami… Mungkin terasa berdebat karena Anti merasa Rytha sudah tidak berada dalam fikroh yang sama… wallahualam... Atau mungkin Rytha tidak bisa berkata kata dengan lebih baik... karena itu Rytha terkadang lebih memilih untuk menulis......

Kalau pun itu dianggap berdebat… Allah yang maha mengetahui niatan dalam setiap hati …. dan mudah mudahan Allah meridhoi ini sebagai keinginan seorang hamba untuk menginformasikan dan mendakwahkan apa yang haq bagi saudara yang di cintainya


Pesan ana untuk sahabat tercinta.. berhati-hatilah dalam menghujat, mencaci, menyesatkan seseorang.. siapa tahu orang itu lebih di cintai Allah yang maha tahu segalanya,, siapa tahu sholat malamnya lebih membuat Allah sayang padanya, siapa tahu jihad dan dakwahnya lebih Allah banggakan dibanding kita yang ahh.. belum seberapa ini. (terutama untuk beberapa ulama, ustadz yang anti bilang ahli bid’ah). Sudah seberapa hebatkah kapabilitas kita untuk menyimpulkannya?? Wallahualam bishowab…

Rytha ingin berkomentar mengenai perkataan anti mengenai seseorang yang kelihatan ibadahnya baik

Ukhti pernah dengar dengan kaum yang bernama khawarij ?

Khawarij adalah fitnah besar yang pernah ada dalam islam. Kaum khawarij adalah kaum yang dikenal sebagai kaum yang suka beribadah, wara' dan zuhud, akan tetapi tanpa disertai ilmu, sehingga banyak kesesatan. Mereka lebih mengutamakan pendapatnya, berlebih-lebihan dalam zuhud dan khusyu' dan lain sebagainya.

Mereka dikenal sebagai qura' (ahli membaca Al-Qur'an), karena besarnya kesungguhan mereka dalam tilawah dan ibadah, akan tetapi mereka suka menta'wil Al-Qur'an dengan ta'wil yang menyimpang dari maksud yang sebenarnya.

Ketika ibnu Abas diutus untuk menda'wahi mereka... Beliau berkata : "Aku belum pernah menemui suatu kaum yang bersungguh-sungguh, dahi mereka luka karena seringnya sujud, tangan mereka seperti lutut unta, dan mereka mempunyai gamis yang murah, tersingsing, dan berminyak. Wajah mereka menunjukan kurang tidur karena banyak berjaga di malam hari". (Lihat Tablis Iblis, halaman 91). Pernyataan ini menunjukkan akan ketamakan mereka dalam berdzikir dengan usaha yang keras

Sifat mereka seperti yang di kabarkan Rasulullah salallahu alahi wassalam...

Akan muncul suatu kaum dari umatku yang membaca Al-Qur'an, yang mana bacaan kalian tidaklah sebanding bacaan mereka sedikitpun, tidak pula shalat kalian sebanding dengan shalat mereka sedikitpun, dan tidak pula puasa kalian sebanding dengan puasa mereka sedikitpun". (Muslim II/743-744 No. 1064).

Na'uzubillah.... Semoga Allah tidak memasukkan kita terhadap fitnah khawarij......

Intinya Ukhti.... seorang ahli ibadah belum tentu ia lebih dicintai oleh Allah bila ibadahnya tidak didasari oleh ilmu.....Seseorang tidak boleh meremehkan orang lain yang ibadahnya kelihatan lebih sedikit... karena bisa jadi ibadahnya yang sedikit tersebut didasari oleh ilmu yang haq.

Terus terang hadis hadis dan atsar atsar mengenai fitnah khawarij selalu membuat merinding..... sampai sampai salah seorang salaf mengatakan bahwa terbebas dari fitnah ini merupakan suatu anugrah yang besar.. karena pada saat itu.. fitnah khawarij melanda sedemikian hebatnya....

Bibit bibit pemikiran khawarij ini tampaknya masih ada.... na'uzubillah.... Mudah mudahan Allah menyelamatkan kita dari fitnah fitnah pemikiran mereka....

InsyaAllah.. manhaj salaf….adalah manhaj para sahabat yang agung.. sangat jauh dari menghujat dan mencaci dan meyesatkan seseorang dengan sembarangan, tanpa memyandarkan pada nash yang shohih dan analisa ilmiah yang mendalam....


Manhaj ini ber ittiba' terhadap sunnah Rasulullah sallahu alahi wassalam dan prakek para sahabat Radiyallahu anhum...menyeru kepada Islam dan bersatu di atas Sunnah Rasul Shallallahu 'alaihi wa Sallam, mereka tidak sembarangan menyesatkan dan mengafirkan orang-orang yangmenyelisihinya karena perkara penafsiran yang berbeda dalam hal yang furu', kecuali dalam perkara aqidah, dikarenakan mereka berpandangan bahwa siapa-siapa yang menyelisihinya dalam perkara aqidah, maka telah sesat

InsyaAllah berusaha menasehati dengan hikmah penyelewengan penyelewengan yang terjadi….. bila orang tersebut menerima nasehat tersebut alhamdulillah…bila yang besangkutan tidak menerima nasehat dan mendakwahkan kebid’ahan… mereka yang bermanhaj salaf akan berada di garis terdepan untuk memperingatkan umat agar tidak terjerumus kepada jalan tersebut…..

Para salaf selalu memiliki pemikiran orang orang sebelum mereka tentu lebih baik dari dirinya… Para tabi’ut tabi’in selalu merasa ibadah mereka kesholehan mereka lebih rendah di bandingkan dengan para tabi’in… dan para tabi’in merasa mereka kurang bila dibandingkan dengan para salaf…

Seorang yang berhati salaf [mengikuti teladan para salaf] akan merasa orang yang berdiri di sampingnya tentunya lebih baik dari dirinya….

Alhamdulillah… Rytha telah menemukan manhaj yang agung ini.. dan sedang berusaha untuk menitinya….. dan berusaha tidak berkata tanpa bashiroh…..
Lahaulla walla quwata illa billah…..

Mengenai statement Anti yang mengatakan bahwa Rytha menyebutkan ustadz ustadz yang ahli bid’ah… Lebih baik anti menyatakan dengan lebih jelas... ustadz yang mana?

Apakah Anti maksud adalah mengenai Yusuf Qardhawi ?
Apakah Anti maksud adalah syaid Quthb?
Apakah Anti maksud adalah Hasan Al Banna ?

Subhanallah…

Sebaiknya Anti merujuk kembali keperkataan ulama...dan perkataan ahlul ilmy… apakah yang dimaksud dengan bid’ah ?

Lalu sebutan apakah buat seseorang yang berilmu yang mempraktekkan bid’ah dan menda’wahkan kebidahannya kepada orang lain ?

Dan apakah sebutan buat seseorang yang telah di tegur oleh banyak ulama robbani tetap menda’wahkan kebid’ahannya ?

Tentulah orang orang seperti Rytha yang tidak memiliki kapasitas keilmuan syariah yang memadai.... tidaklah mampu menbid’ahkan seseorang… tapi kita harus merujuk kepada ulama yang robbani….

Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali hafizhahullah sebelum berpendapat tentang Said Quthb beliau menelaan semua tulisan tulisan nya selama bertahun tahun ....Dan para masyaikh robbani lainya telah bersepakat mengenai hasil penelitian beliau terhadap said Qutb

InsyaAllah begitulah ulama yang robbani... mereka tidak akan berbicara tanpa dasar....

Sungguh sudah sangat banyak sekali tulisan tulisan ulama mengenai ulama ulama menjadi rujukan ikhwanul muslimin

Dulu pada saat Rytha membaca pendapat ulama ulama tersebut mengenai ulama ulama ikhwanul muslimin… Rytha juga tidak paham, beberapa hal mersa aneh mengapa hal tersebut dikatakan bid’ah….karena pada hakikatnya saat itu Rytha sudah terbiasa dengan pemikiran pemikiran dan syubhat syubhat mereka….

Oleh karena itu Rytha tidak bosan bosannya menghimbau agar kita tidak salah dalam belajar.... terlebih pada saat kita belum memiliki dasar akan kebenaran..... karena ini akan mudah sekali masuknya syubhat .. dan mudah sekali untuk tersesat....

Siapa yang bisa memastikan dirinya selamat sampai akhir perjalanan ini?? Hanya Allah yang mampu, hanya rahmat Allah yang bisa menyelamatkan kita. Semoga Allah meneyelamatkan kita semua. Kaget ana lewat sms anti bilang tulisannya mampu menyelamatkan banyak orang.

Betul hanya Allah yang maha tahu siapa siapa yang Selamat diujung perjalanan kita.

Tapi Allah sungguh maha penyayang… Ia telah mengutus para nabi dan rasulnya untuk menunjukkan jalan yang Selamat itu yang akan membimbing kita ke penghujung jalan itu, untuk sampai ke surgaNya.... dan melihat wajahNya…

Ukhti...…

Suatu hari Rasulullah duduk dengan para sabahabat beliau... apa yang beliau katakan kepada sahabatnya diriwayatkan oleh ibnu Mas’ud berikut ini….

Mengisyaratkan hadits Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu yang tsabit (termaktub) di dalam Ash-Shahih bahwa ia berkata: Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam membuat satu garis dengan tangannya kemudian dia bersabda: "Ini adalah jalan Allah yang lurus."

Ibnu Mas'ud berkata: Kemudian Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam membuat garis dari kanan dan kiri garis tersebut, kemudian beliaubersabda.

"Ini adalah jalan-jalan, yang tidak satu jalan pun darinya kecualiada setan yang menyerunya.
Kemudian beliau membaca."Dan sesungguhnya ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah ia dan jangan mengikuti jalan-jalan." [HR. Imam Ahmad I/465]

Dan lafazh yang mendekati adalah hadits yang diriwyatkan oleh Al-Hakim II/318, yang lafadznya: Ibnu Mas'ud berkata: Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam membuat untuk kami suatu garis kemudian beliau membuat garis-garis dari kanan dan kirinya, kemudian bersabda.

"Ini adalah jalan Allah, sedangkan ini adalah jalan-jalan yang pada setiap jalan ini ada setan yang menyeru kepadanya...." [Al-Hadits]

Al-Hakim berkata, "Sanad hadits ini shahih, Bukhari dan Muslimi tidak mengeluarkannya", dan adz-Dzahabi menyetujuinya.

Dan sesungguhnya dalam hadis yang lain Rasulullah telah mengatakan :

“Maka sesungguhnya, siapa yang hidup di antara kalian, maka akan melihat perpecahan yang banyak, maka wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnahnya para khalifah yang terbimbing." [Hadits shahih dari beberapa jalan, dikeluarkan oleh Imam Ahmad IV/126, Imam At-Tirmidzi: 2676, Imam al-Hakim I/96, dan Al-Baghawi di dalam Syarhus Sunnah I/105 no. 102]

Inilah jalan yang lurus itu Ukhti…

Dalam suatu hadis lain yang lebih tegas… Rasulullah sallahu alahi wassalam mewasiatkan…..

" Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, patuh dan taat walaupun dipimpin budak Habasyi, karena siapa yang masih hidup dari kalian maka akan melihat perselisihan yang banyak. Maka berpegang teguhlah kepada sunnahku dan sunnah pada Khulafaur Rasyidin yang memberi petunjuk berpegang teguhlah kepadanya dan gigitlah dia dengan gigi geraham kalian. Dan waspadalah terhadap perkara-perkara yang baru (yang diada-adakan) kepada hal-hal yang baru itu adalah kebid'ahan dan setiap kebid'ahan adalah kesesatan"

[Hadits shahih diriwayatkan oleh Abu Dawud (4608), At-Tirmidziy (2676) dan Ibnu Majah (44,43) dari jalan periwayatan Abdurrahman bin Amru As-Sulamiy darinya]

MashaAllah….

Sangat jelas… Sesungguhnya jalan yang benar itu sudah sangat jelas dan terang.... jalan itu lurus... Itulah jalan jalan yang dilalui para sahabat...para tabi'in, tabi'ut tabi'in dan orang orang berkonsistensi menjaga sunnah dan mengamalkannnya sampai akhir zaman... memurnikan dan membersihkan dari hal hal yang mengkaburkannya...

Dulu Rytha sempat sedih sekali melihat perselisihan yang banyak, Melihat orang saling berdebat dan beragumentasi, Karena Rytha sendiri tidak mengetahui hakekat dari kebenaran itu

Alhamdulillah sekarang hati lebih tentram sudah mengetahui kemana harus berpijak bila terjadi perbedaaan..
Dan sudah tahu kemanakah mencari ilmu yang haq..

Jadi apakah kita masih bisa berdalih nanti dihadapan Allah bahwa kita tidak berada di jalan yang lurus karena tidak ada petunjuk yang jelas ?


Semoga Allah mengampuni segala kesombongan yang terkadang disadari dan tidak disadari menjadi panglima dalam hati kita..

Subhanallah… Allah maha tahu…
Tulisan tersebut bukan di maksudkan untuk kesombongan..
Rytha mengatakan beberapa kali bahwa tulisan tersebut diniatkan untuk menasehati……
Merupakan kebahagian yang tiada taranya bila tulisan tersebut bisa menjadi penghantar kepada hidayah…. Setidaknya buat mereka yang benar benar ikhlas… untuk mencari kebenaran yang hakiki…

Telah tsabit dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau berkata kepada Ali bin Abi Thalib. Demi Allah Sungguh jika Allah Allah memberi petunujuk kepada seseorang lantaran engkau, adalah lebih baik bagimu daripada engkau memiliki unta merah." Al-Bukhari dalam Al-Jihad (2942), Muslim dalam Fadha'ilus shahabah (2406).

Sungguh alangkah bahagianya bila orang yang sangat kita sayangi juga bisa merasakan apa yang kita rasakan.. dan dia mau meniti jalan yang sama....


Smoga Allah pemilik segala kebenaran menuntun kita kepada kebenaran hakiki-Nya..

InsyaAllah Ameen…

Allah pasti menuntun kita bila kita mau membuka hati dam merujuk kembali kepada sunnah sunnah Rasulnya…

Karena deen ini sudah sempurna dan sangat jelas… jalan hakiki itu sudah di paparkan di hadapan.. tinggal kita saja yang memilih apakah kita mau melangkah kesana atau tidak…


Ana hanya seorang biasa, belum mempunyai kapabilitas yang lebih untuk berbantah-bantahan dengan anti..

Ukhti... dalam hal ini sama... Rytha juga orang biasa ….:)

Kita sama sama para tholabul ilmy… alangkah baiknya bila kita merujuk ke fawa dan pendapat ulama…Timbangan akal dan apa yang kita rasakan bisa jadi salah ….

Mari kita kaji dan kita merujuk ke fatwa fatwa mereka.. karena mereka adalah pewaris para nabi….

Afwan sms-sms nya terkadang tidak dijawab. Tapi insyAllah untuk hal ukhuwah, ana sangat menyambut hangat

Alhamdulillah.. sudah terbiasa dengan sms sms yang tidak di jawab… tapi bila di jawab itu akan lebih mempererat tali ukhuwah bukan… ? :)

Dengan alasan tersebut pula Rytha menyempatkan menelepon anti dan ukhti XXX… walau bisa sampai satu jam…Dengan harapan ukhuwah itu masih tetap terjalin....

Kita saling mendoakan smg dimanapun kita berada, smg Allah memasukkan dalam orang-orang yang memperoleh ridho dan rahmat-Nya dunia wal akhirat…

InsyaAllah.. amen


Hat-hati dalam berkata, hati-hati dalam melangkah, hati-hati dalam menjalani hidup ini saudariku…

Wallahualam bishowab

Subhanakallahumma wabihamdika ashadu ala ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika Wassalamu'alaikum warahmatullaah wabarakatuh.

InsyaAllah…
Mudah mudahan kita bisa wala’ dan bara dalam hal yang sesungguhnya.
Kehati hatian tidak menjadikan kita bertoleransi terhadap hal hal yang menentang sunnah….
Kehati hatian dalam melangkah tidak menghambat langkah kita untuk meniti jalan jalan para generasi terbaik.. para salafus sholeh…

InsyaAllah dengan berpegang teguh untuk mengamalkan agama yang lurus berada dalam manhaj yang lurus… ini akan menjadi refleksi kehati hatian kita dalam menjalani hidup….

Mudah mudahan Allah mewafatkan kita dalam deen yang haq ini.. berada dalam sunnahnya…. Dan meniti jalan para sabat beliau.. dan yang berpegang teguh di jalannya sampai hari akhir….

Subhanakallahumma wabihamdika ashadu ala ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika

Batam, 16 March 2007

Rytha