Friday, March 9, 2007

~Hijrah Bagian (7) Alhamdulillah tamat ~




Saat itu hati sudah bulat ingin mengundurkan diri dari tarbiyah dan semua aktivitasnya… Rytha sudah hampir tidak pernah hadir liqo…. Rytha mengutamakan melakukan aktivitas lain bila ada jadwal liqo. Teman teman di liqo sudah mulai kehilangan Rytha, beberapa dari mereka berusaha menghubungi Rytha. Bahkan murobbi.

Ada rasa seperti di kejar kejar bila hari liqo tiba, siap siap untuk menjawab pertanyaan murobbi alasan ketidak hadiran.

Rytha fikir, untuk lari begitu saja dari liqo itu tidak ahsan… berkesan tidak baik dan bukan cara yang dewasa dalam menyelesaikan permasalahan. Dan Rytha tahu mereka akan berusaha dengan segala cara untuk tetap menghubungi Rytha kalau Rytha tidak mengemukakan alasan yang sejujurnya… Terlebih lagi Rytha tidak mau meciptakan alasan yang berbohong untuk menghidari mereka… Mereka tidak mau kehilangan kader kadernya, dan akan selalu berusaha untuk membuat kita kembali… Seperti melibatkan kita lebih dalam dengan kegiatan kegiatan mereka, memberi jabatan dan amanah, yang mungkin akan memberatkan langkah kita dan ini bisa menjadi perang batin bahwa mungkin itu adalah jalan untuk “berdakwah”

Rytha tidak hadir dalam liqo selama beberapa bulan untuk menguatkan hati dan menemukan cara bagaimana menyampaikan maksud pengunduran diri Rytha kepada murobbi….

Akhirnya tiba saatnya Rytha siap untuk mengatakan kepada murobbi. Rytha hadir di tempat liqo menjelang liqo sudah usai.. karena Rytha sudah bertekad tidak ingin terlibat lagi dalam majelis tersebut….dan tidak ingin terlibat dalam pembicaraan pembicaraan kepartaian atau agenda dakwah mereka….

Sewaktu Rytha datang…. Subhanallah mereka benar benar baik sekali… kebetulan murobbi lagi mencoba resep baru.. jadi Rytha benar benar di jamu. Rytha sempat takjub melihat anak anak mereka yang sudah mulai besar…. Hati sempat goyah juga… Tapi di kuatkan lagi… Sebelum hadir Rytha sudah bilang ke murobbi kalau Rytha mau berbicara dengan beliau selepas majelis…

Mungkin ikhwah sekalian panasaran bagaimana pembicaraan kita…

InsyaAllah Rytha share agar ini bisa di jadikan reference untuk mereka yang pernah bernasib sama dengan Rytha..

Beberapa tips untuk mengundurkan diri ..

1. Cari dukungan dan share pengalaman dari yang pernah bernasib sama.
Kebetulan di tempat Rytha bekerja ada seorang ikhwan yang dulunya sangat aktif di tarbiyah.. Alhamdulillah beliau hijrah ke manhaj salaf… Rytha penasaran bagaimana beliau bisa keluar dari tarbiyah… Rytha kirim beliau email.. alhamdulillah istri beliau mereply email Rytha tersebut dan ikutan nimrung untuk berbagi pengalaman beliau… alhamdulillah… Rytha jadi dapat teman baru…. Ini sungguh menguatkan….

2. Temukan pengajian rutin salaf terlebih dahulu… kumpulkan jadwal kajiannya dan cari teman akhwat…

Alhamdulillah dengan perkenalan dengan ukty tersebut.. Rytha jadi tahu jadwal kajian dan punya teman untuk ke kajiannnya…

Sebenarnya ini merupakan strategi nantinya pada saat berbicara dengan murobbi. Kita bisa mengatakan kepada murobbi untuk mengatakan bahwa kita ingin mengikuti kajian di tempat lain…. Seorang muslim yang berhati ikhlas pasti tidak akan menghalangi muslim yang lainnnya yang ingin menuntut ilmu di tempat lain.. walaupun itu berarti dia keluar dari lingkungan jama’ahnya…

3. Mengatakan yang sejujurnya…
Rytha memilih untuk mengatakan apa adanya yang Rytha rasakan….
Sewaktu Rytha sudah berhadap hadapan dengan murobbi… Rytha katakan dengan sejujurnya.. kalau Rytha ingin mengundurkan diri dan ingin mengikuti manhaj salaf….

Murobbi somehow sempat menanyakan tentang calon suami yang Rytha inginkan… Rytha tidak tahu apa maksud beliau . wallahualam.. Tapi hanya sempat terbayangkan kalau harus menikah dengan orang yang tidak sefikrah yang sudah terjerat dalam intrik intrik perpolitikan…..Na’uzubillah…

Selanjutnya pembicaraan di arahkan kembali ke topiknya….Rytha jelaskan kepada beliau bahwa Rytha sudah mengenal manhaj ini cukup lama. Rytha lihat dakwah salaf di kota ini cukup berkembang dan banyak majelis majelis ilmu….Rytha sangat rindu akan majelis ilmu yang berisikan kalamullah… perkataan Rasulullah dan para sahabatnya..

Rytha share kebeliau bahwa Rytha seperti merasakan suatu kehilangan yang sangat, kehilangan momen moment untuk lebih mengenal ulama ulama besar abad ini, padahal setiap ustadz ustadz yang pernah belajar ke negeri arab pastilah menjadi murid murid mereka….Telah banyak waktu terlewat untuk mendalami tulisan tulisan dan karya karya mereka…

Alhamdulillah ternyata tidak sesusah yang di bayangkan… murobbi menerimanya…. Beliau berkesimpulan maksud Rytha untuk berlepas dari jama’ah mereka karena dalam suatu pencarian (perjalanan ke rohanian)…

Sempat terjadi dialog dengan beliau tentang pandangan beliau mengenai salafy.. Kesempatan ini Rytha manfaatkan untuk mengklarify beberapa hal yang salah yang di pahami beliau….

Banyak hal yang kita diskusikan… alhamdulillah… bisa melangkah keluar dari rumah beliau dengan rasa lega…. Dengan keyakinan ukhuwah itu masih ada….

Alhamdulillah.. tidak susah….

Banyak kesan kesan yang salah dari para ikhwah di tarbiyah terhadap da’wah salafiyah…

Alhamdulillah setelah lebih mengenal manhaj ini… Rytha benar benar menemukan suatu jalan yang terang… dan tahu harus kemana melangkah…

Dulu sering terombang ambing dalam kebingungan… karena dulu lebih memfokuskan sesuatu dengan timbangan akal dan perasaan… sering sakit hati melihat orang orang yang berkesan keras… Dulu bingung dengan pendapat begitu banyak orang ..bingung memutuskan mana yang benar.. seakan akan semua orang bisa berpendapat.. dan mereka selalu tahu cara untuk meyakinkan untuk men-support pendapatnya…

Sebagai seorang yang sudah mengenal islam sejak lahir, kondisi ini tidak jauh berbeda dengan para mualaf yang baru menerima islam…

Ada suatu tekat yang keras dalam hati.. Rytha harus memperlajari agama dengan yang sebenar benarnya… dan senantiasa memohon untuk di berikan petunjuk kejalan yang lurus.. sering menangis sendiri karena kekecewaan…. masyaAllah…

Hal ini dikarena semakin banyaknya jalan jalan yang menyimpang dari yang haq… dan yang haq sudah semakin terkaburkan……

Alhamdulillah Allah menjawab semua itu….
Sebenarnya islam itu mudah dan sederhana…. Allah telah membuat agama ini sempurna… Melalui RasulNya semuanya telah di sampaikan… kita hanya tinggal mengikut dan mencontoh… kita tidak di suruh mekreasi sendiri dan merasa rasa apakah hal tersebut baik atau tidak….

Mahaj salaf sering di musuhi karena manhaj ini selalu berusaha memurnikan ajaran agama ini…menjelaskan kesalahan, meluruskannya…. Bukan menyembunyikan dam membiarkannya…. Allah subhana wata’ala mengatakan “Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui” (QS Al Baqarah:42)…

Bila membiarkan saja kesalahan kesalahan fatal atas nama persatuan maka sama saja menghalalkan ajakan ajakan ke jalan yang batil,ke jalan neraka…. Bila membiarkan saja pekara pekara yang bisa membuka jalan kepada ke bid’ahan dengan alasan sebagai metoda dalam berdakwah… justru ini akan mengaburkan sunnah yang sebenarnya.. dan mendorong orang untuk jatuh dalam jurang kebid’ahan… dan yang terpenting.. apakah ini metoda para nabi dan rasul….

Bila setelah di beri peringatan yang semakin gentar mengkampanyekan kebatilannya dengan dalil dalil mereka tafsirkan sendiri… maka umat harus di beri peringatan akan semua kejelekkan mereka agar tidak semakin banyak yang terjerumus…. Kalau kita membiarkannya.. ini sama saja membiarkan orang lain … saudara saudara kita yang awam terjerumus ke jurang neraka… astaghfirullah…

Yang Rytha rasakan… memberi nasehat dan peringatan ini adalah kasih sayang yang sesungguhnya. Mengembalikan saudara saudara yang tidak tahu mereka berada di kesesatan untuk kembali ke jalan yang haq.. kejalan yang lurus .. kejalan para sahabat yang Allah terlah ridhoi atas mereka….Karena deen ini adalah nasehat…..

Pengalaman pribadi bukan suatu ukuran kebenaran…
Bagi saudara saudara yang merasa masih merasakan nilai positif berada di “tarbiyah” aka “ikhwani” aka “PKS”… ingatlah bahwa ukuran kebenaran itu adalah dengan kita ber ittiba’ kepada Rasulullah salahu alahi wassalam…. pada praktek para sahabat sahabat beliau.. karena mereka adalah generasi yang terbaik…

Pada saat mereka telah wafat…sekarang ini penting bagi kita untuk mengukur kebenaran itu dengan tidak berlepas dari para ulama, karena mereka adalah pewaris para Nabi. Coba lihat fatwa fatwa ulama rabbani ini …. Mereka telah mengeluarkan fatwa untuk memperingatkan umat dari manhaj dakwah ikhwanul muslimin…..

Apakah fatwa fatwa mereka tidak membuat hati ikhwah fillah tidak nyaman ? Masih tetap berkeras bahwa “hal positif” yang antum rasakan benar benar haq? Ingatlah kapasitas keilmuan kita tidak sampai ke sana untuk melihat dan menela’ah secara ilmiah untuk menemukan yang salah ……

Rytha menghimbau bagi para thollabul ilmy alangkah baiknya bila mulai belajar islam dari sumber yang benar.. dan setiap melakukan suatu hal harus ada set dalam pikiran apakah itu yang di ajarkan oleh Rasulullah sallahu alahi wassalam dan di praktekkan oleh para sahabat.

Segala sesuatu yang baik itu pasti telah di jelaskan dengan terang oleh Allah dan Rasulnya….. Dan semua praktek ibadah yang baik pasti para sahabat akan berlomba lomba mempraktekkannya.. karena mereka dalah generasi yang terbaik….

Berhati hati terhadap ke bid’ahan …. Dan semua firqoh firqoh yang ada… terkadang tidak dalam kapasitas kita untuk berada di sana tanpa tersesat…. Semakin kita duduk dan bermajelis di sana.. semakin kita berada dalam suatu lingkaran yang membuat kebid’ahan itu semakin mendarah daging… tanpa kita sadari itu adalah suatu perkara yang bid’ah… na’uzubillah….

Kalau antum sudah mendapatkan manhaj yang lurus ini…. Inilah jalan yang sangat berharga dan mahal… alangkah tinggi dan mulianya ilmu yang haq tersebut. Jangan biarkan diri antum terus berada dalam kubangan Lumpur bila antum sudah menemukan suatu kolam yang jernih…. Jalan jalan para salafush sholeh… kembali pada kehidupan dan pemahaman mereka …dan menjadi orang orang yang berusaha meniti jalan mereka….

Suatu harapan, Rytha berharap untuk berbagi kebahagian menemukan manhaj yang lurus ini kepada saudara Rytha di tarbiyah… tidak suatu kebahagiaan yang lebih baik dari pada kita bisa berbagi bagian terbaik yang telah kita temukan… dan berharap mereka tidak harus melewati jalan yang berliku untuk menemukan keindahan berada di manhaj yang lurus ini…. insyaAllah…

Tulisan ini Rytha tutup, dengan semua kekurangannya... mohonan maaf yang sebesarnya bila ada kata kata yang tidak berkenan… Semuanya di niatkan untuk menasehati… dengan harapan kebenaran bisa sampai melalui tulisan ini…..

Mudah mudahan kita semua menjadi mereka yang meniti jalan para salafus shsoleh… berada pada jalan mereka yang lurus… berakidah yang murni….dan semua pengikutnya sampai akhir jalam… InsyaAllah Allah akan mewafatkan kita dalam keadaan yang Allah ridhoi…. dalam keadaan mulia memperjuangkan sunnah Rasul nya…. ….Ameen…

Subhanakallahumma wabihamdika ashadu ala ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika
Rytha


Further reading…

Mengapa Harus Salafi ?
http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=909&bagian=0

Mengapa Harus Bermanhaj Salaf
http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=82

Mengapa Manhaj Salaf ?
http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1765&bagian=0
http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1766&bagian=0

Tiga Landasan Utama Manhaj Salaf

http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=816&bagian=0
http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=817&bagian=0

Ciri-Ciri Ulama Ahlusunnah
http://darussalaf.or.id/index.php?name=News&file=article&sid=21

Apa Perbedaan Antara Manhaj, Aqidah Dan Uslub Da'wah
http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1599&bagian=0

Dalil-Dalil Dari Al-Qur'an : Kewajiban Mengikuti Jejak Salafush Shalih Dan Menetapkan Manhajnya
http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1547&bagian=0
http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1549&bagian=0
http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1551&bagian=0


Fatwa-Fatwa Ulama Besar Tentang Ikhwanul Muslimin
http://darussalaf.or.id/index.php?name=News&file=article&sid=87

7 comments:

Anonymous

BismillaahirRahmanirRahim

Assalamu'alaikum warahmatullaah wabarkatuh.

Ada banyak hikmah yang terkandung dalam artikel-artikel sis Rytha yang berjudul "Hijrah". Dina harap saudara-saudara kita baik dari kalangan Ikhwani maupun salafi dapat memetik hikmah dari artikel tersebut.

Dimulai dengan niat yang Ikhlas dan keyakinan yang lurus pasti menghasilkan perbuatan yang benar. apabila keyakinan dan perbuatan saling memperkokoh satu sama lain, maka rahmat Allaah Ta'ala pasti akan mengubah hidup kita.

Perasaan gelisah dan khawatir akan musnah; dan sebagai gantinya kita memperoleh kedamaian dan kegembiraan.

Bukannya dikejar-kejar oleh berbagai ketidakpastian dan disergap oleh pikiran-pikiran yang membuat kita menjadi ragu, Kita justru akan menikmati ketentraman dan ketenangan batin.

Meski perubahan hidup itu sendiri dapat disaksikan dengan mata telanjang, akan tetapi balasan di akhirat jauh lebih besar dari yang dapat kita bayangkan.

Itulah Hijrah dari keburukan kepada kebaikan.
Hijrah dari keyakinan yang salah kepada keyakinan yang benar.
Hijrah dari kekafiran kepada keimanan.
Hijrah dari jalan yang sesat kepada jalan yang benar.
Hijrah Dari negara Kafir ke Negara Muslim.

Semoga Allaah membantu kita semua untuk dapat hijrah kepada Kebaikan. Ameen.

Love,

Sis Dina

Wassalamu'alaikum

alif

BismillaahirRahmanirRahim

Assalamu'alaikum warahmatullaah wabarkatuh

Terimakasih kepada saudari Rytha yang telah panjang lebar menulis tentang "hijrah". Mudah-mudahan bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Ada yang mengganggu bagi saya selama ini ketika membaca beberapa buku maupun mendengarkan ceramah para ustadz dari salafy (mohon maaf saya tidak memiliki sebutan lain untuk menamakan kalangan ini, tapi ini yang sering disebut-sebut), saya orang awam yang ketika membaca atau mendengarkan ceramah para ustadz tersebut saya bertanya-tanya apakah memang Rosulullah SAW dan para sahabat (salafus sholeh) mengajarkan kepada kita untuk mencaci-maki dan mengorek-ngorek kesalahan orang yang tidak sejalan dengan kita? Saya membaca bahwa Islam adalah Rahmatan lil 'alamiin, apakah mencela, mencaci-maki dan mencari-cari kesalahan lalu mempubliksikan ke khalayak ramai melalui berbagai media adalah juga merupakan bagian dari rahmatan lil 'alamiin? Mohon maaf ini sekedar kegelisahan saya selama ini.

Saudari Rytha yang dirahmati Allah, sebagai orang awam saya jadi bertanya-tanya apakah seburuk itukah "pengajian" yang pernah diikuti sebelumnya. Bagaimana pengajian mereka, apakah mereka menyuruh mencuri, merampok, menyuruh melawan kepada orang tua ataukah mereka menyuruh untuk menyekutukan Allah dan berkhianat kepada Rosulullah SAW. Apakah sholat mereka berbeda dengan sholat umat Islam yang lain (salaf)? Apakah mereka menyuruh untuk membunuh orang-orang yang tidak berdosa? apakah mereka menyuruh untuk nge-bom hotel atau tempat-tempat keramaian? Apakah mereka juga mencaci-maki, mencela, atau menanggap paling benar dalam ber-Islam? Dan masih banyak yang ingin saya ketahui namun space-nya terbatas, mudah-mudahan saudari bisa menjelaskan supaya saya dan para pembaca tidak terjebak kepada kelompok yang menamakan diri Islam tapi memiliki perilaku yang tidak islami.

Satu hal lagi, kenapa saudari begitu kecewa dengan pengajian sebelumnya sampai-sampai merasa sia-sia, apakah karena mereka menjerumuskan saudari untuk melakukakan hal-hal yang bertentangan dengan agama? Dan siapa yang pertama kali membuka jalan (ngajak ngaji) kepada saudari untuk bisa mengenal Islam lebih dalam?

terimakasih atas semua nasihatnya,

alif

Wassalamu'alaikum

anang

Assalamualaikum !

Saya lihat, kalau Salafy Membeberkan ulama non Salafi sangat semangat sekali, dan Tahzirnya juga sangat menghebohkan. Kayaknya ulama non- salaf kaga ada baiknya sama sekali.

Saya juga sering mendengar di radio hang fm, kalau sudah menyebut "kelompok" umat Islam (Islam lho, mereka bersyahadat), sering mendengar sebutan-sebutan yng komplit : Khawarij, Bid’ah, Sururi, Ikhwani, hizbiyun dll bahkan pernah ada ungkapan dalam sebuah majelis di batu aji, seorang ustadz "salafy" mengatakan pelacur, pencuri masih lebih baik dari kaum hizbiyyun ( na'udzubillah, saya merinding mendengarnya). Awalnya saya tertarik dan bersimpati dengan salafy tetapi setelah mendengar itu saya jadi bertanya apakah ini manhaj salaf??????
Apakah tidak ada metode dakwah yang lebih baik selain mencela umat Islam yang lain?????
Jika manhaj salaf yang didakwahkan itu benar saya kira tidak perlu mencela, mencaci, menjelek-jelekan muslim yang lain yang mereka justru banyak bekerja untuk umat ini, dakwahlah seperti Rosulullah SAW dan para sahabat berdakwah.
Saya pernah membaca sebuah kisah Umar bin Khattab berbeda pendapat dengan Ibnu Mas'ud tetapi mereka tidak memperlihatkan nya ditengah-tengah umat bahkan suatu ketika mereka bertemu Umar bin Khattab menyebut Ibnu Mas'ud dengan Si Gudang Ilmu.
Alangkah indahnya ukhuwah yang mereka contohkan, tanpa celaan, tanpa caci maki, tanpa tuduhan keji yang berlindung dibalik ilmu, tanpa saling menjelekan. Kepada kita hanya diperintahkan untuk BEKERJA (Dakwah), Allah, Rosul-Nya dan orang-orang beriman yang akan melihatnya. Hanya Allah yang akan menilai siapa yang terbaik amalnya diantara kita bukan ulama A atau Ustadz B.


Wassalamualaikum

Anonymous

BismillaahirRahmanirRahim.

Assalamu'alaikum,

Amar Ma'ruf nahi mungkar akhi...

Ketika kami mengatakan kebid'ahan dalam diri seseorang berdasarkan fatwa para ulama karena dikhawatirkan banyak orang awam terpedaya oleh pemikiran menyimpangnya.
Dan pada diri tertuduh harus terkumpul syarat2 tertentu dan terbebas dari udzur tertentu, yang keduanya diistilahkan dengan syuruth(syarat2) dan mawaani (penghalang2). Bila semua hal itu telah dilakukan baru vonis dijatuhkan.

Sebagai contohnya syaikh Rabi meniliti buku2, arsip2 Sayid Qutb selama 13 tahun. dan setelah itu baru beliau mengatakan bahwa Sayid Qutb Rahimahullaah adalah ahli Bid'ah. Itu semua keuntungan buat sayid qutb lho, karena jika orang berbuat Bid'ah karena terinspirasi oleh buku2 beliau maka beliau juga akan menanggung dosa orang tersebut.

Terkadang, seorang mukmin bersikap sangat keras dalam mengingkari saudaranya melibihi sikap kerasnya terhadap musuh/lawannya. contohnya kelembutan Nabi Musa terhadap Fir’aun, sementara beliau bersikap keras terhadap saudaranya, Harun? Oleh sebab itulah, Allah Subhanahu wa Ta’ala menceritakan dengan firmanNya.

“Artinya : Dan dia (Musa) memegang (rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya” [Al-A’raf : 150]

(Dari tindakan yang dilakukan oleh Musa terhadap saudaranya Harun) dapatkah seseorang melakukan protes terhadap Musa dengan menggunakan alasan “al-wala” (loyalitas) dan “al-bara” (sikap berlepas diri), yaitu dengan menuduh beliau membentangkan lisan dan tangan beliau terhadap saudaranya sendiri dan bersikap lemah lembut terhadap para thaghut?!

Bahkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sekalipun terkadang mencela para ulama dari kalangan sahabat beliau dengan celaan yang lebih keras dari pada celaan beliau terhadap sahabat lainnya (yang bukan ulama) apabila mereka berbuat kesalahan. Sebagai contoh, ucapan beliau kepada Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘anhu tatkala Mu’adz memanjangkan shalat ketika menjadi imam, memimpin kaumnya shalat berjama’ah, beliau mengatakan.

“Artinya : Apakah engkau ingin menimbulkan fitnah, wahai Mu’adz?” [Hadist shahih riwayat Al-Bukhari no. 6126 dan Muslim no. 465]

Demikian pula sabda beliau kepada Usamah bin Zaid Radhiyallahu ‘anhu tatkala ia membunuh seorang musyrik dalam peperangan setelah orang itu mengucapkan “kalimat tauhid” (Laa Ilaaha illallah)

“Artinya : Wahai Usamah ! Apakah engkau membunuhnya setelah ia mengucapkan ‘Laa Ilaaha illallaah?! Usamah berkata : ‘beliau terus mengulang-ulangi ucapan itu, sehingga aku berangan-angan (seandainya) aku belum memeluk Islam sebelum hari itu” {Riwayat Al-Bukhari no. 4269 dan Muslim no. 96]

Anonymous

continue...

Namun demikian, syari’at Islam tidak mengenyampingkan sikap kekerasan dan kekasaran jika memang cara itu diletakkan pada tempatnya, yaitu ketika tidak bermanfaat lagi penggunaan kelembutan dan dialog (berbantah-bantahan) dengan cara yanbg lebih baik. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Artinya : Hai Nabi, berjihadlah melawan orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka ….” [At-Taubah : 73]

“Artinya : Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang ada di sekitarmu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah berserta orang-orang yang bertakwa” [At-Taubah : 123]

Juga firmanNya

“Artinya : Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zhalim di antara mereka …” [Al-Ankabut : 46]

Adapun jika orang yang berbuat kezhaliman, kekufuran atau kefasikan senantiasa melakukannya dan peringatan serta nasihat tidak bermanfaat baginya dan tidak diperhatikannya, maka merupakan kewajiban untuk menghukuminya dan mensikapinya dengan keras serta memberlakukan hukum yang berhak atasnya, berupa pelaksanaan hadd, celaan, ancaman atau teguran yang tegas sehingga dia berhenti pada batasnya dan berhenti dari perbuatan bathilnya.

Padahal, realita yang muncul dari sikap basa-basi ala partai-partai dan hizib-hizib Islam terhadap pelaku bid’ah serta sikap diam mereka terhadap kesalahan-kesalahan dan kekeliruan mereka, yaitu karena mereka telah membatasi jalan untuk menuju kepada kejayaan muslimin hanya melalui kotak-kotak suara pemilihan umum, lalu merekapun murka terhadap kritikan, karena khawatir akan merusak (mengurangi) jumlah suara (pendukung mereka). Demikianlah suatu perbuatan jelek akan diikuti dengan perbuatan-perbuatan jelek lainnya.

Afwan Jika Kurang Berkenan.

Dina aka Umm Yahya.

Anonymous

Pernyataan:manhaj salaf adalah satu2nya yang terbenar.

Tapii manhaj salaf tidak identik dengan start page
salafy (http://salafyonline.com/) atau
salafi (http://salafi.or.id/)
atau
salafy2 lainnya.

Satu sama lain tidak saling me link, khususnya di indonesia... kok bisa ? Malah kesannya berantam. Tidak saling menasihati tapi menghakimi. Lihat di fakta.blogsome.com

Kalaulah kebenaran memang satu kok bisa tidak saling me 'link' ? Siapa yang terbenar dan siapa yang berhak mengatakan ? Dimana saya bisa mengambil ilmu diantara link2 itu ?

katanya : "Ilmu ini agama maka periksa dari mana engkau mengambilnya."

Jadi, akhirnya sepertinya Manhaj salaf ternyata tidak bisa diklaim.

Ada juga kisah tuh ttg perjalanan salafyun di :
http://abasalma.wordpress.com/mengenal-saya/

------

Sayangnya semua itu baik di sini maupun situ baru pada akar rumput. Saya mau tau kisah ulama' salafiyyun yang tadinya ikhwani atau tablighi atau HT atau sufi atau LDII atau lainnya yang beralih menjadi manhaj salaf. Dimana bisa mendapatkannya/linknya ?

Anonymous

YANG TAHU BENAR DAN TIDAKNYA ALLAH, SALAFI DAN PKS SEPERINYA UNTUK KEBENRAN DAN RIDLONYA, NGAPAIN SIBUK-SIBUK NGUNGKAPIN PENGALAMAN DIRI YANG BLM TENTU BENARNYA JUGA, BAGAMAN KALAU KITA BERMAL SHOLEH SAMA2 MASUK SYURGA YG KITA RINDUKAN, JGN ADA KATA YG MENGUNGKAP DAN MENYAKITI SAUDARA, JGN2 MALAH BERMAKSUD BAIK, MALAH JADI TIDAK BAIK, JAGN TERUSKAN PERDEBATAN INI, AYO PERBANYAK AMAL SHOLEH MSNG2 DIHADAPAN ALLAH