Sunday, January 28, 2007

~Cantik di saat sekarang dan cantik di saat itu~



Wanita pada saat ini pada saat mempertahankan keimanannya hanya dihadapan sesama wanita wanita muslim lainnya …..mereka menghadapi sangat sedikit sekali tantangan… dengan tantangan itu mereka hanya harus menghadapi sesama Moslem….Mereka tidak harus menghadapi ujian seperti Mashitoh [tukang sisir putri fir’aun] yang harus melihat dan menyaksikan satu persatu anak-anaknya di campakkan kedalam api …atau meregang nyawa seperti sumayyah yang harus ditusuk kemaluannya untuk mempertahankan kalimat tauhid…..

Pada saat sekarang wanita hanya di hadapkan oleh cemoohan yang mengatakan bahwa mereka adalah ekstrim [teroris] , kolot.. terbelakang.. tidak mengikuti perkemangan zaman, terkekang, terpenjara…kurang pergaulan dan komentar komentar lain yang sejenisnya.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abas, Rasullah sallahu alahiwassalam pada saat malam isra’ mencium bau yang sangat wangi… Rasulullah sallahu alaihiwassalam menanyakan ke pada malaikat jibril bau apakah itu…. Jibril mengatakan itu adalah bau wangi yang datang dari wanita tukang sisir putri firaun [mashitoh]. Rasulullah menanyakan bagaimana ceritanya sampai mashitoh bisa mendapatkan kemulian tersebut.

Jibril mengatakan ketika mashitoh menyisir rambut putri fir’aun, sisirnya terjatuh dan dia mengatakan “Bismillah” [dengan nama Allah]. Putri fir’aun bertanya : “Ayahku ?”. Mashotoh mengatakan “Bukan ..tetapi Tuhan Saya dan tuhan Ayahmu adalah Allah. Mendengar hal tersebut putri firaun mengatakan “Aku akan menyampaikan kepada ayahku apa yang kamu katakan. Mashitoh mengatakan “ya silahkan”…. Ketika putri fir’aun mengatakan apa ayahnya.. Fir’aun memanggil mashitoh dan bertanya :”Hai mashitoh kamu memiliki tuhan selain diriku ?”.. Mashitoh menjawab : “ya tuhan ku dan tuhanmu adalah Allah….Fir’aun murka dan memerintahkan untuk memanaskan suatu patung sapi dan melemparkan anak anak mashitoh satu persatu ke dalamnya. Sebelumnya mashitoh mengajukan permintaan agar tulang-tulangnya dan anaknya di kumpulkan dalam suatu kain dan di kuburkan…. Fir’aun mengabulkan permintaan tersebut… Anak mashitoh satu persatu di lemparkan ke dalam api, sampai akhirnya anaknya yang terakhir yang masih menyusui akan di lemparkan ke dalam api, hati mashitoh sedikit goyah…. Dengan izin Allah anak itu berbicara…: Oh ibu… jangan pernah takut sesungguhnya azab dunia sungguh ringan bila di bandingkan dengan azab akhirat …[1]

Kesabaran dan keteguhan mereka tidak hanya didapatkan demikian saja tetapi bersumber dari pemahaman yang benar yang diperoleh dari keinginan mereka dalam menuntut ilmu. Dimana semakin mereka mengenal Allah dan apa apa saja yang ada di sisinya ..semakin mereka mengagumi sosok Rasulullah ..semakin mereka terpacu dalam mempertahankan keimanannya… dengan kerinduan untuk bertemu dengan Allah.. dan di kumpulkan dengan orang orang soleh yang di cintainya.

Mereka adalah wanita wanita dengan kecantikkan yang sesungguhnya.. kecantikkan yang dilandasi oleh keimanan yang teguh… dengan kecintaan mereka yang mendalam pada tauhid dan sunnah rasulullah sallahu alahi wassalam….. Kecantikan yang tumbuh dari kecintaan mereka terhadap ilmu….

Wanita wanita di saat sekarang sering melupakan kecantikan hakiki tersebut.. sangat sempitnya hati mereka dalam pengembaraan mencari samudera ilmu… ke enggananan untuk menghadiri majelis-majelis ilmu….

Sangat ironis ….untuk menjaga kecantikkan fisik wanita bisa melakukan apapun. Mereka memiliki waktu dan buget tersendiri untuk hal ini. Mulai dari makanan yang di konsumsinya sampai mengikuti kursus kebugaran, dokter kecantikan dan lain lain. Definisi cantik adalah mereka yang langsing ideal… berkulit terang..senyum yang menawan.. dan lain lain.

Pada kenyataannya hal tersebut hampir sangat susah di lakukan……karena pada dasarnya hal hal yang bersifat fisik dan keduniawian tidak akan pernah habisnya bila di perturutkan…..

Wallahualam bishshowab…
Batam 14 Janurary 2006

Rytha

[1] Narrated by Imam Ahmad in al-Musnad (1/309), al-Tabaraani (12280), Ibn Hibbaan (2903) and al-Haakim (2/496). Al-Dhahabi said in al-‘Aluw (84): This hadeeth has a hasan isnaad. Ibn Katheer said in al-Tafseer (3/15): There is nothing wrong with its isnaad. Its isnaad was classed as saheeh by the scholar Ahmad Shaakir in his commentary on al-Musnad (4/295). Al-Arna’oot said in Takhreej al-Musnad (5/30-31, no. 2821): Its isnaad is hasan. Yang saya terjemahkan dengan lepas….